Menag: Moderasi Beragama Salah Satu Solusi Antisipasi Potensi Konflik

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di Arab Saudi.
Sumber :
  • MCH 2022

VIVA Nasional – Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan moderasi beragama bisa menjadi solusi jawaban terkait masalah keagamaan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Yaqut berharap moderasi beragama yang diikhtiarkan Kementerian Agama (Kemenag) dapat terus digalakkan agar masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan damai.

Zulkieflimansyah-Uhel Jadikan TGB Simbol Moderasi Beragama: TGB Bukan Hanya Milik Jilbab Ijo

“Sejujurnya, ada banyak potensi konflik di negara kita. Di beberapa wilayah, terjadi friksi. Bahkan konflik fisik, yang dipicu atau diliputi isu agama,” kata Yaqut saat acara International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2022 seperti disampaikan dalam keterangannya, Rabu, 27 Juli 2022.

Menurut dia, untuk menekan konflik tak meluas dan memunculkan gesekan lebih besar diperlukan cara pandang yang moderat. Bagi dia, dengan moderasi beragama sebagai cara pandang untuk berbuat adil dan toleran.

Kunjungi Pesantren Yaspida, Menag Sampaikan Belasungkawa dan Beri Bantuan

"Saya tegaskan, moderasi beragama adalah salah satu solusi terbaik saat ini. Dengan moderasi beragama, kita memiliki cara pandang dan sikap yang adil, seimbang, toleran, menghindari kekerasan dan cinta tanah air. Itulah yang disebut moderasi beragama," jelas Yaqut.

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas Tiba di Arab Saudi

Photo :
  • VIVA/ Zaky Al-Yamani
Siapkan Generasi Adaptif dan Kreatif, Menag akan Kembangkan Gerakan Kepramukaan Madrasah

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin. Dia bilang 
pihaknya meyakini moderasi beragama sebagai solusi terbaik untuk menghadapi perbedaan pandangan keagamaan.

"Berbagai upaya pun telah kami lakukan untuk menyebarluaskan moderasi beragama, seperti mendorong guru agama dan penyuluh agama agar lebih aktif membuat konten atau dakwah digital yang bermuatan moderasi beragama," tutur Kamaruddin.

Pun, dia menjelaskan ICROM 2022 sebagai agenda penguatan moderasi beragama. Kata dia, ICROM 2022 juga menjadi forum untuk membahas dan mengumpulkan berbagai pemikiran dan pengalaman tentang moderasi beragama. 

"Informasi dari panitia kami telah menerima 201 makalah. Namun, karena keterbatasan tempat, kami hanya dapat mengundang 72 makalah untuk dipresentasikan pada konferensi ini," jelas Kamaruddin.

Lebih lanjut, dia menambahkan selain presentasi makalah moderasi beragama, dalam ICROM 2022 juga diluncurkan buku Moderasi Beragama Perspektif Bimas Islam. Buku tersebut mengulas moderasi beragama dari aspek konseptual hingga strategi penguatan moderasi beragama pada masyarakat sipil.

“Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan sosialisasi dan diskusi tentang bagaimana konsep moderasi beragama dapat dielaborasi dan dijelaskan kepada masyarakat kita,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya