Petaka Odong-odong, Hiburan Murah Berujung Maut
- VIVA/Yandi Deslatama
VIVA Nasional – Kasus kecelakaan Odong-odong yang tertabrak kereta api di Serang, Banten, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Siapa sangka, wahana hiburan murah meriah yang menjadi hiburan rakyat itu justru berujung maut.Â
Odong-odong merupakah sebuah wahana permainan yang dioperasikan memakai koin untuk anak-anak. Odong-odong umumnya tersedia di taman bermain, pusat perbelanjaan atau mal, atau di pusat-pusat keramaian.
Dalam perkembangannya, Odong-odong dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjangkau warga di perkampungan atau bahkan pedesaan. Wahana mainan Odong-odong saat ini tidak statis hanya di mal-mal saja, tapi juga keliling. Odong-odong keliling diangkut becak, kendaraan bermotor hingga mobil yang telah dimodifikasi.
Harga yang ditawarkan juga tidak mahal. Untuk menaiki Odong-odong di mobil yang telah dimodifikasi, penumpang cukup membayar Rp5 ribu untuk mendapatkan tempat duduk. Sedangkan anak-anak yang dipangku, cukup merogoh kocek Rp3 ribu.
Untuk wahana Odong-odong mobil ini penumpang akan diajak berkeliling kampung dalam waktu sekitar 10-15 menit dengan mobil yang telah dimodifikasi, lengkap dengan musik dan pernak-pernik anak.
Tapi wahana Odong-odong yang murah-meriah di Serang, Banten, itu telah merenggut 9 nyawa dan 24 orang mengalami luka berat. Tragedi Odong-odong maut itu terjaid di Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa, 26 Juli 2022, sekitar pukul 11.00 wib.
Saat kejadian, odong-odong yang dikendarai JL membawa 34 penumpang berikut sopir dan menempuh rute sekitar 20 kilometer. Belum sampai tujuan, peristiwa nahas terjadi.
"Rata-rata satu hari 4 trip, setiap kali trip Rp80 ribu sampai Rp100 ribu. Jadi sehari bisa mendapatkan sekitar Rp400 ribu. Sopir ini belum memiliki SIM," kata Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Shinto Silitonga, Rabu, 27 Juli 2022.
Polisi mengaku mendapatkan informasi penumpang sudah meminta sopir tidak melewati perlintasan kereta api tersebut, namun JL tidak mengindahkan permintaan konsumennya.
Sedangkan di depan JL, ada Odong-odong lain yang sedang membawa dan mencari penumpang.
"Fakta juga mengatakan, penumpang yang melakukan perjalanan sudah meminta tidak melewati TKP. Tapi sopir sudah tidak mengindahkan," terangnya.
Disamping itu, dari keterangan saksi-saksi juga diperoleh fakta bahwa saat berkendara, odong-odong sedang memutar musik dengan suara yang cukup besar dan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP) juga penumpang telah mengingatkan agar tidak memutar musik dengan suara keras kepada supir, namun tidak didengar karena adanya "noise".
Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan identifikasi, polisi menemukan Odong-odong merupakan mobil Isuzu Panther tahun 2010, Nopol B-1156-WTX yang dibeli pemiliknya senilai Rp80 juta dari daerah Ciledug, Kota Tangerang.
Atas kejadian itu, polisi telah menetapkan sopir odong-odong berinisial JL (27) tersangka.
"Tim asistensi Korlantas Polri tidak menyebut pelanggar hukum 1 orang, tapi juga pemodifikasi. ODOL ini menjadi roadmap keselamatan. Polres Serang akan mengejar ke pemodifikasi tersebut," jelasnya.
Sementara sembilan korban tewas yang sudah dimakamkan itu seluruhnya perempuan, yaitu Saptiyah (51), Sawiyah (71), Saptanis (42 th), Kadilah (38) Sunenah (55), Yanti (22), Azzizatul Atiah (dua), Ismawati (delapan), dan Amanda (dua).
Sedangkan penumpang dan sopir yang luka berat dan luka ringan sebanyak 24 orang, yaitu Elvira Ayu Hanifa (enam), Alina Fitriana ( tiga),Putri Keyla Septiana (dua), Kalila (dua), Amroh (29), Nadira (satu), Hikmawati (26), Hanifah (lima), Firdha (empat), Aat Sumiyati (22) , Aini (tujuh bulan), Dea Ayu Saputri (tiga) dan Rizky Anugrah Ramadhani (tiga).
Begitu juga Zahra (tiga), Suirat (27), Fatiroh (30), Aqila (lima), Tisya (delapan), Dinar Aprilia Putri (enam), Muhammad Dzikri (enam), Saki (67), Bilqis Meisya Putri (empat), Iin (tiga) dan Ismi (empat).
Atas kejadian itu, polisi telah menetapkan sopir odong-odong berinisial JL (27) tersangka.