Dituding Ngemis Donasi, Ridwan Kamil Klarifikasi Masjid Al-Mumtadz

Ridwan Kamil di depan makam Emmeril Kahn Mumtaz atau Eril
Sumber :
  • Youtube Pemprov Jabar

VIVA Nasional – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan klarifikasi usai tudingan mengemis dana untuk pembangunan Masjid Al-Mumtadz. Masjid yang dalam proses pembangunan tersebut diambil dari nama anaknya Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril. 

Menag Nasaruddin Umar: Seribu Hektar di PIK Tak Ada Suara Azan

Ridwan Kamil menjelaskan, masjid tersebut sudah dicicil dengan dana pribadi. Prosesnya sudah berlangsung beberapa tahun lalu.

“Islamic Center di Cimaung ini sudah berlangsung 3 tahun sebelum Eril wafat, dengan dana pribadi yang dicicil sesuai rejekinya. Jadi bukan baru diniatkan membangun masjid setelah Eril wafat. Makanya sudah beres 1 lantai basement pada saat Eril wafat,” kata Ridwan Kamil dikutip dari instagramnya pada Selasa, 26 Juli 2022.

Bantah Isu Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang, Begini Penjelasan Paspampres

Ia mengatakan Masjid Al-Mumtadz ini bukan lagi milik pribadi, tapi sudah berstatus wakaf dari keluarga untuk menjadi pusat dakwah di kawasan Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ridwan Kamil Bilang Banyak Temuan di Pilkada Jakarta tapi Kenapa Tidak Gugat ke MK?

“Jadi untuk kepentingan publik bukan properti pribadi lagi. Kebetulan Eril wafat, diinisiasikan namanya menjadi Al Mumtadz,” jelas dia.

Sejak namanya menjadi Al-Mumtadz, kata dia, ratusan komen/dm (pesan instagram) masuk yang ingin berdonasi. Beragam donasi dikirim dari skala kecil atau receh hingga besar, untuk masjid ini. Terhadap bantuan masyarakat itu, Ridwan Kamil mengatakan pasti diterima dengan senang hati.

“Maka agar tertib administrasi, dibuatkanlah format donasi via kitabisa.com agar mudah pertanggungjawabannya,” ujarnya.

Menurut dia, pembangunan Masjid Al-Mumtadz ada tidaknya sumbangan masyarakat, seperti halnya 3 tahun pertama, maka ikhtiar membangun masjid ini tetap akan diwujudkan. Terutama oleh pribadi-pribadi tertentu sampai kapan pun selesainya.

Mantan Wali Kota Bandung itu menilai, semestinya mencari tahu dulu sebelum menuding orang. Dia juga tidak mempermasalahkan kalau ada yang tidak suka.

“Jika tidak suka, silakan saja. Tapi minimal tidak berburuk sangka dengan menyimpulkan hal-hal yang tidak proporsional. Biasakanlah tabayun, bertanya kepada objek bahasan, karena itu adalah adab yang seharusnya,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya