Mafindo: Penggunaan Etika di Dunia Maya Tidak Boleh Ditinggalkan
- U-Report
VIVA Nasional – Perkembangan teknologi informasi khususnya internet telah mengubah cara manusia dalam berkomunikasi.Â
Meski begitu, Koordinator Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Indria Trisni Puspita menilai pentingnya penggunaan etika di dunia maya. Indria menuturkan, promosi budaya yang dilakukan melalui media digital selain memberikan manfaat, juga menjadi ajang pembelajaran penggunaan sarana digital.
"Namun, mengingat pengguna internet itu berasal dari berbagai negara yang memiliki budaya, Bahasa, dan adat istiadat yang berbeda, penggunaan etika dunia maya tak boleh ditinggalkan," ujar Indria dalam keterangannya, Selasa, 26 Juli 2022.
Oleh karena itu, ucap Indria, promosi harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran serta diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi benar-benar dapat memberikan yang tinggi dalam upaya meningkatkan volume penjualan.
Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Dwi Febriani mengatakan, berburu pengetahuan budaya lewat media sosial sangatlah tidak cukup. Perlu ada pemahaman lebih lanjut melalui literatur bacaan dari buku-buku sejarah.
"Selain itu, diskusi tentang sejarah budaya Indonesia juga sangat membantu dalam memperkenalkan budaya Indonesia pada negara lain. Utamanya jika dilakukan dengan melibatkan negara lain," ujar Dwi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri Webinar Literasi digital #MakinCakapDIgital dengan tema "Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya". Webinar ini bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kominfo  dan Siber Kreasi.Â
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Baca juga:Â Profil Wikipedia Irjen Fadil Imran Diedit, Akun Anonim Dipolisikan