Soroti Tewasnya Brigadir J, Susno Duadji: Ini Kasus Gampang

Mantan kabareskrim Polri Susno Duadji
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA Nasional – Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen (Purn) Susno Duadji ikut menyoroti kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang menyedot perhatian publik. Menurut dia, kematian Brigadir J jelas tindak pidana karena menghilangkan nyawa seorang.

7 Orang Diduga Terlibat TPPO ke Kamboja Ditangkap, Begini Modus Pelaku

"Ini jelas pidana, karena nyawa orang meninggal gitu ya. Nah, karena nyawa orang meninggal, ini pembunuhan atau dibunuh atau saling tembak atau apa. Nah, kemudian kembali bagaimana mengungkapnya," kata Susno dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang dikutip VIVA, Kamis, 21 Juli 2022.

Dia menyebut tewasnya Brigadir J sebagai kasus yang mudah untuk diungkap. Bahkan, ia mengibaratkan lebih sulit mengungkap kasus penemuan mayat di sungai atau dalam hutan.

Lebih dari 100 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Saat Operasi Lilin 2024

"Beberapa kali saya katakan. Ini kasus yang gampang, sepele. Beda dengan kasus yang menemui mayat yang hanyut di sungai atau menemui di dalam hutan. Itu sangat susah, karena mayatnya harus diidentifikasi dulu. Siapa, luka di mana, karena apa," jelas eks Kapolda Jabar tersebut.

Konfrensi Pers Kasus Brigadir J

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Polri Dinilai Telah Tangani Kasus Agus Buntung Secara Inklusif dan Partisipatif 
 

Susno mengatakan kasus ini gampang karena identitas korban jelas. Pun, luka yang dialami Brigadir J juga diketahui. Kemudian, pelaku penembakan sudah disebut pihak kepolisian yaitu Bharada E.

"Kemudian, lokasinya jelas, saksinya jelas. Buktinya jelas berupa senjata, berupa peluru, tinggal nanti nyelidiknya gampang," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan dalam kasus ini yang akan punya peranan penting yaitu Tempat Kejadian Perkara atau TKP. Dari TKP ini akan merujuk juga keterangan dari saksi

"Yang kedua mayat, tubuh mayat itu kan bicara dia. Tanda petik lukanya bagaimana, akibat apa. Sesuaikan keterangan-keterangan yang ada di TKP. Katanya lima tembakan. Dari pengacara kok ada luka sayat dan apa," ujarnya.

Samuel Hutabarat dimakam anaknya, Brigadir J.

Photo :
  • VIVA/ Syarifuddin Nasution.

Kemudian, ia menambahkan perlunya ahli forensik dalam pengungkapan kasus ini. Kata dia, semua senjata api termasuk milik Bharada E mesti disita.

"Dimasukan dalam labotarium forensik. Pelurunya disita. nanti ketahuan dari peluru yang keluar itu dari senjata yang mana," lanjut Susno.

Menurut dia, akan lebih bagus jika di tubuh Brigadir J masih terdapat peluru. Sebab, asal peluru itu bisa diselidiki. Selanjutnya, yang disita adalah telepon seluler atau HP.

"Nah, HP itu wajib disita. Semua HP J, HP E, HP Jenderal, HP istrinya. Dan, kalau ada tidak ada HP bagaimana? Kan ada providernya kan. Bisa diminta dari provider," sebut Susno.

Menurut dia, kasus ini terkesan Polri hati-hati mungkin karena lokasi kejadian di rumah seorang jenderal bintang dua. Lalu, korbannya juga seorang anggota polisi.

"Karena mungkin ini terjadi di rumah jenderal polisi. Kemudian korbannya polisi, polisi sangat berhati-hati. Wajar berhati-hati," ujarnya.


 

Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Syarifah

Sosok Kompol Syarifah Chaira Sukma, Polisi yang Tangkap Ria Beauty Dimutasi Jadi Kasat Binmas Polres Bekasi Kota

Kompol Syarifah Chaira Sukma, seorang polwan yang dikenal karena pengungkapan kasus-kasus besar, kini menduduki jabatan baru sebagai Kasat Binmas Polres Metro Bekasi Kota

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024