10 Fakta Menyeramkan Ciremai, Gunung Tersakral di Jawa Barat
- id.wikipedia.org
VIVA Nasional – Sisi horor memang selalu melekat pada sejumlah gunung yang ada di Indonesia. Tidak dipungkiri di balik keindahan yang disajikan dari sebuah gunung, selalu ada cerita menyeramkan yang selalu tertinggal di sana.Â
Seperti yang akan kami bahas berikut ini, dikutip dari beberapa sumber, berikut fakta menyeramkan yang ada di Ciremai. Di mana Ciremai merupakan gunung tersakral di Jawa Barat yang banyak meninggalkan cerita-cerita horor nun menyeramkan bagi para pendaki yang baru saja bertandang ke sana.
Berbagai desas-desus cerita misteri yang menyeramkan begitu melekat dengan Gunung Ciremai. Berbagai cerita seram pun banyak diperoleh dari penuturan para pendaki yang sudah menyambangi gunung tersebut.
Mungkin bagi kamu yang belum pernah menyambangi Gunung Ciremai akan menyangkal dengan hal ini. Pasalnya, pesona yang disuguhkan di Gunung Ciremai benar-benar menakjubkan.Â
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, dengan ketinggian 3.078MDPL di atas permukaan laut. Tidak heran banyak pendaki yang penasaran ingin mendaki gunung tersakral di Jawa Barat ini.
Gunung Ciremai lokasinya berada di antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Jadi bisa dibilang, Gunung Ciremai ini ternyata membentang di tiga wilayah kabupaten, dari Majalengka, Kuningan hingga ke Cirebon.
Selain dikenal memiliki pesona alam yang mampu memanjakan mata, Gunung Ciremai juga disinyalir memiliki jalur pendakian yang sangat menantang sehingga dibutuhkan keberanian, tenaga ekstra dan perhitungan yang cukup matang. Masih banyak hal menarik lainnya yang perlu kalian ketahui tentang Ciremai, gunung tersakral di Jawa Barat.
Oleh karena itu, baiknya kita ketahui sederet fakta-fakta menyeramkan Ciremai, gunung tersakral di Jawa Barat yang dilansir dari berbagai sumber:
Atapnya Bumi Pasundan
Gunung yang berasal dari kata Cereme ini sering disebut dengan atapnya Bumi Pasundan. Pasalnya, gunung tersebut merupakan gunug tertinggi yang ada di Jawa Barat. Di mana dengan tinggi yang sudah dijelaskan 3.078MDPL.
Gunung Api AktifÂ
Gunung Ciremai rupanya termasuk ke dalam gunung api kuater aktif tipe A. Di mana gunung api magmatik yang masih aktif sejak tahun1600 dan berbentuk strato. Gunung ini memiliki kawah ganda yang beradius 400 M. Terpotong oleh kawah timur yang beradius 600  M. Pada ketinggian sekitar  2900 MDPL di lereng selatan terdapat bekas titik leutsan yang dinamakan gowa walet.
Kini Gunung Ciremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNCC). Yang luasnya memiliki total sekitar 15000 hektare.
Sering Terdengar Suara Gamelan
Tak dipungkiri sebuah gunung tentu ada sisi menyeramkan yang jarang orang ketahui. Seperti yang ada di Gunung Ciremai ini. Di mana banyak ditemukannya suara-suara asing yang biasa terdengar di gunung tersebut. Tentu saja dengan adanya suara-suara ini membuat rasa penasaran para pendaki jadi bertambah.
Seperti sering mendengarnya suara gamelan khas Jawa di Gunung Ciremai ini. Lucunya, semakin kamu mendengarkan suara tersebut, makin lama juga suara gamelan Jawa itu kian menjauh.Â
Para pendaki meyakini, suara gamelan Jawa berasal dari lelembut penghuni pegunungan yang sengaja mengecoh konsentrasi para pendaki agar tersesat dari jalur utama. Benar-benar mengerikan bukan?
Adanya Tradisi Menghindari Makhluk Gaib
Seperti yang kita tahu, dalam mendaki sebuah gunung tentu ada hal-hal yang harus diikuti dan dilanggar. Seperti salah satu tradisi unik satu ini yang dibenarkan oleh seorang juru kunci Gunung Ciremai yang bernama Pak Maman.
Di mana dia kerap memberikan wejangan kepada para pendaki yang bertandang ke sana agar selalu menghentakkan kaki ke bumi sebanyak tiga kali sembari mengatakan salam agar bisa terhindar dari makhluk gaib.
Adanya Burung Jalak dan Tawon Hitam
Burung jalak dan tawon hitam semakin membuat Gunung Ciremai diselimuti sisi horor dan penuh keangkeran. Para pendaki nantinya bisa menemukan dua binatang ini saat berada di pos 6.
Keberadaan hewan tersebut sungguh misterius, seakan menjadi pemandu para pendaki saat ingin melintasi pos 6 menuju pos seruni. Jangan khawatir, binatang-binatang tersebut tidak akan mengganggu para pendaki selama proses pendakian.
Tanjakan Bapa Tere
Ini dia yang juga membuat para pendaki merasa janggal. Yakni adanya tanjakan yang disebut dengan tanjakan bapa tere. Ini merupakan salah satu tanjakan yang sangat bikin janggal keberadaannya. Â
Para pendaki nantinya akan melewati jalur ini saat akan menuju puncak melalui jalur Linggarjati di kawasan Kuningan. Konon katanya, di jalur tersebut kekuatan fisik akan diuji lantaran kamu harus menanjak dengan cara merangkak.
Konon, jalur tanjakan ini disebut sebagai bapa tere karena pada zaman dulu ada seorang ayah tiri yang mengajak mendaki Gunung Ciremai. Namun, kemudian anak ini dibunuh tepat pada tanjakan tersebut berada.
Nyi Lingga
Sosok Nyi Lingga menjadi salah satu sosok yang dianggap sebagai penunggu kawasan batu lingga di Gunung Ciremai. Kehadiran Nyi Lingga selalu dikaitkan dengan salah satu sosok Wali Songo, yakni Sunan Gunung Djati.
Diketahui, Nyi Lingga merupakan sosok yang meneruskan persemedian Sunan Gunung Djati di batu besar yang disebut dengan batu Lingga. Ia juga ditemani oleh dua macan tutul untuk mendapatkan ilmu kanuragan.
Sehingga, muncul mitos, bila ada sosok nenek tua dan macan tutul di kawasan batu lingga ini merupakan sosok gaib dari Nyi Lingga dan hewan buas kesayangannya.
Banyak Pantangan Ketika Mendaki
Setidaknya ada tiga pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh pendaki ketika mendaki Gunung Ciremai. Pertama, adalah mengeluh. Konon katanya, Gunung Ciremai dapat mendengar keluhan pendaki dan akan menjadikan keluhan tersebut menjadi hal yang paling sering ditemukan sepanjang perjalanan ke puncak.Â
Kedua adalah larangan buang air kecil sembarangan. Â Ketiga yaitu selalu mengucapkan salam setiap bertemu pos istiraat selama perjalanan. Sebelum berangkat bertualang ke Gunung Ciremai, banyak para pendaki yang melakukan ritual injak bumi sebanyak tiga kali dan membarikan salam.Â
Hal ini dipercaya sebagai ritual agar tidak diganggu makhluk halus saat mulai perjalanan mendaki Gunung Ciremai.Â