Bocah 5 Tahun di Ponorogo Terbakar gegara Es Krim Asap
- Pixabay
VIVA Nasional – Tubuh seorang bocah berusia lima tahun berinisial AH di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami luka bakar setelah membeli jajanan es krim asap atau Ice Smoke di lokasi pertunjukan Reog di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, kabupaten setempat. Bocah asal Bajang, Kecamatan Balon, itu pun langsung dilarikan ke RSU Muslimat Ponorogo.
Ayah korban, Sutrisno (46 tahun), menjelaskan, insiden itu bermula ketika dia bersama anaknya melihat pertunjukan Reog di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, pada Selasa sore kemarin. Di lokasi, banyak penjual makanan dan minuman, di antaranya es krim asap. Es krim asap adalah jajanan bola permen yang bisa mengeluarkan asap dihasilkan dari nitrogen cair.
Sutrisno mengatakan, setelah membayar Rp20 ribu, penjual pun mengambil jajanan lalu memberikan nitrogen cair. Jajanan yang tengah digemari anak-anak itu kemudian diserahkan ke korban. Begitu berpindah tangan ke korban, api muncul dari es krim asap tersebut. “Langsung membakar anak saya,” katanya kepada wartawan, Rabu, 13 Juli 2022.
Sutrisno mengaku kaget dan langsung menolong anaknya. Dia mengaku heran es krim asap tersebut mengeluarkan api, padahal saat itu tidak ada orang yang merokok di dekat diri dan anaknya. “Saya juga spontan mematikan api pakai tangan saya. Tangan saya terbakar," tandasnya.
Korban kemudian dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat terdekat. Karena luka bakarnya cukup parah, korban dirujuk ke RSU Muslimat NU Ponorogo.
Sutrisno pun berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Dia pun meminta doa untuk kesembuhan anaknya. “Minta doa untuk kesembuhan anak saya. Saya juga imbau kepada teman-teman semua kalau anaknya minta jajan agar lebih berhati-hati,” pintanya.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Muslimat Ponorogo Siti Nurokhmah mengatakan bahwa korban mengalami luka bakar 30 persen dari seluruh anggota badannya. Luka bakar terdapat di sebagian wajah, pipi, mulut, leher, dada, lengang kiri, dan dua jari di tangan kiri.
Saat ini kondisi korban sudah stabil dan mulai mau makan dan minum. Korban sudah ditangani dokter spesialis bedah untuk mendapatkan perawatan. "Diagnosa dari UGD, combustion grade 2, sebesar 30 persen. Tindakan selanjutnya apakah operasi atau tidak menunggu dari dokter spesialis bedah," kata Siti.