Warga Pendatang Diancam Dibunuh, 200 Brimob Turun ke Kobakma Papua
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA Nasional – Kepolisian Daerah (Polda) Papua menerjunkan 200 personel Brimob ke wilayah Kobakma, Papua. Pengiriman ratusan Brimob itu dilakukan akibat adanya ancaman pembunuhan terhadap warga pendatang. Ancaman itu dilayangkan dari Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak (RHP) bersama simpatisannya.
Selain mengamankan warga, personel Brimob yang diterjunkan tersebut juga disiagakan untuk pengamanan sejumlah objek vital kekacauan di daerah itu.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menuturkan, bahwa ratusan Brimob itu diterjunkan untuk mengamankan sekitar 500 warga yang mengungsi dari wilayah itu, akibat menerima ancaman.
"Iya benar, ada 2 SSK Brimob Nusantara dan Brimobda Papua yang dikirim ke lokasi," ujar Kombes Ahmad Musthofa Kamal saat dimintai konfirmasi, Selasa 12 Juli 2022.
Kamal menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih fokus mengutamakan keselamatan warga, sehingga belum melakukan penegakan hukum seperti menangkap para pelaku pengancaman.
"Belum ada yang kita amankan. Kita fokus dulu keselamatan warga dan anggota yang harus kita jaga," katanya.
Sementara itu, Kapolres Mamberamo Tengah AKBP Rahmat Kaharuddin menuturkan bahwa pasukan Brimob yang dikirim ke wilayahnya bertujuan untuk membantu Polres Mamberamo Tengah dalam melakukan pengamanan.
"Yang datang ini dari pasukan Brimob untuk memback-up Polres Mamberamo Tengah. Mereka sekitar 200 orang," ujarnya
Rahmat mengatakan ibu kota Mamberamo Tengah tersebut masih kondusif meski ada ancaman pembunuhan hingga pembakaran, situasi di Kobakma masih berlangsung. Dia menyebut, jika pengamanan dilakukan pada titik-titik penting seperti rumah sakit dan bandara.
"Patroli dilakukan dengan menempatkan pasukan di objek vital di pasar, kemudian di rumah sakit kemudian di bandara," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Bupati RHP dan simpatisannya melayangkan ancaman pembunuhan kepada warga. Ancaman itu disebut polisi sebagai ancaman terparah karena akan membakar dan membunuh warga pendatang di wilayah itu.
"Benar, mereka melakukan ancaman dengan mau bakar dan membunuh ," ujar Kapolres Mamberamo AKBP Rahmat Kaharuddin.
Rahmat mengatakan ancaman itu disampaikan Bupati Mamberamo Tengah melalui simpatisannya. Pada prinsipnya warga pendatang termasuk para ASN diminta mengosongkan Kobakma.
"Dari pendukung bupati (RHP) mereka ingin Kobakma ini sepi, Ibu Kota Mamberamo Tengah ini sepi," ujar Rahmat.
Para massa RHP itu lantas menutup sejumlah objek vital. Di antaranya adalah rumah sakit dan pasar hingga toko-toko milik warga pendatang.
"Mereka menutup akses, artinya rumah sakit, pasar, semua toko-toko tidak boleh buka, tutup semua. Sampai sekarang," katanya.