Kombes Budhi: Bharada E Penembak Nomor 1 di Resimen Pelopor

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA Nasional – Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan pihaknya telah meminta keterangan atasan Bharada E di Satuan Brimob. Diketahui, Bharada E atau RE terlibat baku tembak dengan Brigadir J di rumah Kepala Divisi Propam Polri Irjem Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.

Menegangkan! Detik-detik Polisi Gagalkan Pelaku Curanmor Bersenjata Api di Jakbar, Salah Satu Anggota Tertembak

Menurut dia, Bharada E yang ditugaskan sebagai ajudan Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Sambo ini diketahui merupakan pelatih vertical rescue.

“Sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue,” kata Budhi di Mapolres Jakarta Selatan pada Selasa, 12 Juli 2022.

Kapolri Akui Anggotanya Tidak Netral dalam Pilkada Serentak 2024, Makanya Ditindak Tegas

Selain itu, kata Budhi, Bharada E juga ternyata memang menjadi tim penembak nomor wahid di kesatuannya Brimob.

“Di Resimen Pelopornya, dia sebagai tim penembak nomor 1 kelas 1 di Resimen Pelopor. Ini yang kami dapatkan,” jelas dia.

Kapolsek dan Kanit Reskrim Baito Disidang Etik Buntut Dugaan Pemerasan Uang Guru Supriyani

Sebelumnya diberitakan, Kombes Budhi Herdi mengungkap senjata api yang digunakan Bharada E yaitu senjata Glok 17 dengan magasij maksimum 17 butir peluru. Sedangkan, senjata yang dipakai Brigadir J jenis HS 16 dengan magasin maksimum peluru 16 butir.

“Saudara RE (E) menggunakan senjata Glok 17 dengan magasin maksimum 17 butir peluru. Sedangkan, saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta bahwa yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 dengan 16 peluru di magasin,” kata Budhi.

Selain itu, kata Budhi, pihaknya telah melakukan olah TKP ditemukan ada 12 butir peluru dari senjata yang digunakan Bharada RE. Artinya, kata dia, ada 5 peluru yang dimuntahkan atau ditembakkan oleh Bharada RE.

“Kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin senjata jenis HS 16 saudara J. Artinya, ada 7 peluru yang ditembakkan dan ini sesuai apa yang ditemukan di TKP, bahwa di dinding bahwa ada 7 titik bekas luka tembakan yang ada di dinding tersebut,” jelas dia.

 

Sementara Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkap jarak antara Brigadir J dengan Bharada E yang saling baku tembak di rumah Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Akibatnya, Brigadir J yang merupakan supir istri Kepala Divisi Propam itu mengalami luka tembak hingga meninggal dunia. Sedangkan, Bharada E yang diketahui bertugas sebagai pengawal Kepala Divisi Propam itu diamankan untuk diambil keterangannya.

“Bharada E yang saat itu, berada di lantai atas menghampiri dari atas tangga yang jaraknya dari Brigadir J itu kurang lebih 10 meter,” kata Ramadhan di Jakarta pada Selasa, 12 Juli 2022.

Berdasarkan hasil Olah TKP, kata Ramadhan, saat itu Brigadir J mengeluarkan tembakan tujuh kali dan Bharada E mengeluarkan tembakan lima kali. Menurut dia, tembakan yang diletuskan Bharada E ini merupakan aksi bela diri.

“Kasus ini ditangani oleh Polres Jakarta Selatan. Perlu kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan Bharada E adalah tindakan untuk melindungi diri, karena ancaman dari Brigadir J itu sendiri,” jelas dia.

Kemudian, Ramadhan menyebut Bharada E awalnya mendengar suara teriakan minta tolong dari istri Kepala Divisi Propam. Diduga, Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat masuk kedalam kamar pribadi Kepala Divisi Propam Irjen Sambo dan istrinya sedang istirahat. Lalu, Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dengan menodongkan senjata api ke kepala istri Kepala Divisi Propam.

“Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan menodongkan senjat pistol ke kepala istri Kadiv Propam. Sontak ketika Ibu Kadiv Propam berteriak minta tolong, Brigadir J panik dan keluar dari kamar. Mendengar teriakan ibu, maka Bharada E saat itu ada di lantai atas menghampiri tangga yang jaraknya dari Brigadir J itu kurang lebih 10 meter,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Ramadhan, Bharada E bertanya kepada Brigadir J ada apa. Namun, lanjut dia, Brigadir J malah menjawab dengan letusan tembakan ke arah Bharada E. “Bertanya ada apa, namun direspons dengan tembakan yang dilakukan brigadir J. Akibat tembakan tersebut, terjadilah saling tembak dan brigadir J meninggal dunia,” tandasnya.

Baca juga: Ini Senjata yang Dipakai Brigadir J dan Bharada E saat Baku Tembak

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.

Propam Diterjunkan Pantau Anggota Jaga TPS, Irjen Karyoto Ungkap Alasannya

Irjen Karyoto melakukan gebrakan dengan menerjunkan Propam di TPS. Apakah terealisasi?

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024