Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Rayakan Idul Adha Jumat 8 Juli
VIVA Nasional - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat menetapkan hari raya Idul Adha 1443 hijriah jatuh pada Jumat 8 Juli 2022. Itu artinya, Jumat pagi mereka sudah melaksanakan Salat Idul Adha. Lagi-lagi penetapan hari raya bagi Jemaah Tarekat Naqsabandiyah ini, berbeda dengan penetapan Pemerintah dan Muhammadiyah.
“Kalau penetapan hari raya, berdasarkan hitungan awal pertama puasa Ramadhan. Kita menggunakan lima metode perhitungan waktu,” kata Imam Surau Baru Kota Padang, Zahar Malin Parmato, Selasa 5 Juli 2022.
Zahar Malin Parmato mengatakan metode hisab yang digunakan berpedoman dengan penetapan awal Ramadhan. Jika, awal Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka Idul Adha jatuh pada 360 hari berikutnya. Lalu, untuk tanggal disepakati secara musyawarah dengan para Jemaah dan tokoh Tarekat Naqsabandiyah.
Selain itu kata Zahar, Tarekat Naqsabandiyah juga menggunakan metode logika. Metode ini, dengan cara memperhatikan posisi bulan dengan mata telanjang. Nanti, dilihat apakah ada persatuan antara bulan dan matahari ketika waktu tenggelam di ufuk barat.
Zahar menambahkan, metode logika ini juga sejalan dengan metode Ijma yakni, dengan cara menghitung hari. Merujuk pada metode sebelumnya, menghitung berapa menit tenggelamnya bulan pada waktu malam hari.
“Terakhir, kita menggunakan metode Qiyas yakni, dengan memperhatikan kondisi alam, seperti gelombang laut yang besar diakibatkan perubahan bulan, atau dilihat dari gelombang yang besar,” ujar Zahra.
Tak Ada Penyembelihan Hewan Kurban
Meskipun lebih awal merayakan Idul Adha, jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang ternyata tidak ada pemotongan hewan kurban. Zahar mengatakan tak adanya hewan kurban pada Idul Adha tahun ini, lantaran belum ada jemaah yang mampu untuk berkurban. Hingga H-3 kini, masih belum ada laporan tentang adanya Jemaah yang hendak berkurban.
“Tidak ada (hewan kurban). Mungkin, belum ada yang mampu. Kalau soal kurban ini kan dari hati kecil. Mampu pun, jika tidak ingin maka tidak terjadi. Sama dengan Haji,”ujarnya
Hal ini menurut Zahar, itu tidak menjadi persoalan. Pihaknya pun, tidak ingin memaksa para jemaah untuk berkurban. Karena, kurban datang dari hati kecil dan ikhlas. Kondisi ini, sama dengan tahun awal-awal pandemi Covid-19 melanda. Juga tidak ada hewan kurban yang disembelih.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) melalui sidang isbat menetapkan awal Zulhijah 1443 H pada Jumat, 1 Juli 2022. Untuk hari raya Idul Adha 10 Zulhijah diputuskan akan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.
Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan posisi hilal belum teramati di sebagian lokasi. Kemenag menggelar rukyatul atau pemantauan hilal di 86 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sejumlah petugas Kementerian Agama di 86 titik di 34 provinsi, tidak ada yang satu melaporkan hilal," ujar Zainut, Rabu, 29 Juni 2022.
Dengan mempertimbangkan hasil hisab dan laporan rukyatul hilal, maka 1 Zulhijah jatuh Jumat lusa. Lalu, Idul Adha pada Minggu, 10 Juli 2022.
Keputusan pemerintah ini berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan hari raya Idul Adha 10 Zulhijah sama dengan Arab Saudi, yakni bertepatan dengan 9 Juli 2022. Hal itu sesuai dengan hisab hakiki wujudul hilal.
"Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1443 H pada Hari Sabtu 9 Juli 2022 M. Warga Muhammadiyah akan melaksanakan Salat Idul Adha di lapangan," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti dalam laman Twiiternya, @Abe_Mukti di Jakarta, Rabu, 28 Juni 2022.