Bukan Pertama Kali, Ini 5 Fakta Kerusuhan Babarsari Yogyakarta
- VIVA.co.id/ Cahyo Edi (Yogyakarta)
VIVA Nasional – Kerusuhan dan bentrok terjadi di daerah Babarsari, Kepanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin, 4 Juli 2022. Hal tersebut sempat membuat heboh dan bahkan menyebabkan perusakan ruko dan beberapa sepeda motor terbakar. Akibatnya, beberapa jalan di area Babasari harus ditutup dan menimbulkan kemacetan di berbagai daerah yang berhubungan dengan Babarsari
Namun ternyata, kerusuhan dan bentrok ini bukan pertama kali terjadi. Berikut 5 fakta mengenai kerusuhan yang pernah terjadi di Babarsari:
Bukan Pertama Kali
Ternyata, kerusuhan yang terjadi pada Senin, 4 Juli 2022 lalu bukan keributan yang pertama kali terjadi di daerah Babarsari. Tercatat dan terlapor, sejak 2007 bentrok antar kelompok dan kerusuhan sudah terjadi beberapa kali di Babarsari. Mulai dari kerusuhan antar warga, antar mahasiswa hingga antar dua profesi.Â
Kerusuhan Warga Setempat dan Mahasiswa dari Timor Leste
Jauh sebelum kerusuhan yang terjadi pada waktu dekat ini, tahun 2007, kawasan Babarsari pernah menjadi tempat kerusuhan antar mahasiswa, tepatnya pada 26 Juni 2007. Bentrok melibatkan dua kelompok mahasiswa universitas swasta, yang sama sama berasal dari luar Provinsi DIY
Salah satu kelompok mahasiswa tiba-tiba mendatangi dan menyerang mahasiswa lain di sebuah tempat kos di kawasan Tambakbayan, Babarsari. Akibat dari kerusuhan itu, dilaporkan terdapat tiga korban terluka, dua korban dengan luka bacok di kepala dan satu korban dengan luka di bagian dada.Â
Bentrokan Antar Kelompok Papua dan Ambon
Tawuran dan bentrokan antar etnis, yakni kelompok dari Papua dan Ambon juga pernah terlibat bentrok dan menyebabkan kerusuhan pada 12 Sptember 2018 lalu. Saat itu, terjadi keributan di salah satu cafe di Jalan Perumnas, Seturan. Karena keributan tersebut, salah satu warga Papua dilaporkan terluka. Karena hal tersebut, warga Papua pun tak terima dan puluhan warga Papua berkumpul untuk mencari pelaku yang menyebabkan temannya terluka.
Bentrok pun tak bisa terhindarkan. Beberapa warga yang sebagian besar adalah mahasiswa membawa senjata tajam. Kurang lebih ratusan anggota kepolisian disiapkan untuk turun ke jalan. Akhirnya, dengan dikawal pihak kepolisian, kedua kelompok tersebut pun dikumpulkan dan melakukan upaya mediasi. Hasil dari mediasi tersebut, kedua kelompok akhirnya sepakat untuk berdamai.Â
Ojol Vs Debt Collector
Pada 2020, kerusuhan kembali terjadi di Babasari. Bentrokan terjadi antar ratusan pengemudi ojek online atau ojol dengan sejumlah pria yang berprofesi sebagai debt collector. Kerusuhan awal terjadi di kantor Grab Yogyakarta pada 3 Maret 2020.Â
Awalnya bermula saat salah satu pengemudi ojol berinisial LA, melihat rekannya sesama ojol diberhentikan oleh dua orang pria yang mengaku sebagai Debt Collector. Melihat hal tersebut, ia berusaha untuk melerai dan meminta untuk temannya yang motornya akan ditarik untuk pergi terlebih dahulu. Lalu, salah satu debt collector menelepon teman-temannya dan langsung mengeroyok LA. Imbas dari hal itu, karena rasa solidaritas, ratusan pengemudi ojol langsung menggeruduk kantor debc colletor tersebut keesokan harinya. Tak mau kalah, sekelompok debt collector "gantian" mendatangi kantor Grab dan akhirnya kedua kelompok pun berseteru aksi saling lempar batu.Â
Terbaru, karena Tagihan Karaoke
Kerusuhan terbaru, terjadi pada Senin, 4 Juli 2022, yang berawal dari tempat hiburan karaoke yang terjadi pada Sabtu, 2 Juli 2022. Bentrok terjadi antar dua kelompok dari luar daerah. Mulanya, pada hari Sabtu, salah satu pelanggan karaoke menolak untuk membayar. Pihak manajemen tempat karaoke tersebut akhirnya menghubungi bagian keamanan tempat hiburan tersebut.Â
Ternyata, kejadian tersebut berbuntut panjang, hingga Senin dini hari, 4 Juli 2022, puluhan orang mendatangi kawasan Babasari dengan membawa senjata tajam dan merusak beberapa ruko dan membakar sepeda motor. Kerusuhan tersebut "agak" mereda pada saat kepolisian datang dan menutup jalan. Hingga saat ini, belum ada tersangka yang ditetapkan namum pihak kepolisian Sleman masih akan terus mendalami kasus ini.