Rekam Jejak ACT Buntut Dugaan Selewengkan Donasi
- Instagram @actforhumanity
VIVA – Pada hari Senin kemarin, 4 Juli 2022, media sosial digemparkan oleh sebuah berita mengejutkan yang mungkin sedikit sulit untuk dipercaya kebenarannya. Sebuah organisasi sosial dan kemanusian ACT yang publik kenal selama ini memberikan kebaikan dan hal-hal positif untuk lingkungan sekitar, justru kini sebaliknya.
Kini Organisasi sosial kemanusiaan ACT tengah menjadi perbincangan hangat banyak masyarakat, karena melakukan tindakan tidak pantas. Pasalnya, ACT diduga melakukan penyelewengan dana donasi yang masuk ke dalam rekeningnya yang sumbernya berasal dari umat masyarakat.Â
Banyak pengguna media sosial mempermasalahkan transparansi ACT dalam hal penyaluran dana donasi. Bahkan, dari berbagai sumber yang didapat jika gaji CEO ACT disebut mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Sedangkan untuk pejabat gaji menengahnya bisa mencapai puluhan juta rupiah ditambah dengan adanya fasilitas mobil Alphard maupun FortunerÂ
Sepanjang sejarah mulai dari dibentuk dan diresmikannya organisasi sosial dan kemanusiaan ACT kerap memberikan inspirasi bagi banyak semua kalangan masyarakat.Â
Berbagai jenis program positif untuk membantu sekitarnya selalu digalakan, seperti halnya pertolongan pasca bencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, program berbasi spiritual, dan masih banyak lagi lainnya.
Tapi kini justru sebaliknya, mereka dituding melakukan hal yang memalukan yakni melakukan penyelewengan dana donasi yang masuk ke dalma rekening organisasi lembaga tersebut.Â
Sontak saja beredarnya isu tersebut, membuat tagar 'Jangan Percaya ACT' hingga 'Aksi Cepat Tancap' menjadi trending topic di Twitter Indonesia.Â
Hal ini bermula dari adanya tudingan penyelewengan atau selewengkan dana donasi masyarakat yang dilakukan oleh organsisasi soial dan kemanusiaan ACT. Terkait adanya isu tersebut, bermula dari laporan sebuah majalah dari salah satu media sosial pada Sabtu, 2 Juli 2022 berjudul 'Kantong Bocor Dana Umat'.
Tak heran , jika kini banyak tudingan negatif yang dilayangkan pada organisasi sosial dan kemansuiaan ACT.
Rekam Jejak Organisasi Sosial dan Kemanussiaan ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan pada tanggal 21 April 2005 lalu.Â
ACT mengembangkan aktivitasnya di bidang sosial dan kemanusiaan, meliputi kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pasca bencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
Organsiasi sosial kemanusiaan ACT, selama ini dikenal sebagai sebuah organisasi yang sangat aktif dalam menghimpun sebuah dana untuk kepentingan orang yang lebih membutuhkan.
Sama halnya dengan lembaga non profit lainnya, ACT menghimpun dananya dari umat masyarakat maupun lembaga mitra yang memiliki kepedulian sosial dan visi yang sama dengannya.
Organisasi sosial kemanusiaan ACT ini sudah berhasil menjangkau 64 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Indocina, Timur Tengah gingga Eropa.
Adapun beberapa program yang dilakukannya seperti pertolongan pasca bencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, program berbasi spiritual, dan masih banyak lagi lainnya.
Sontak saja beredarnya isu tersebut pun menuai beragam reaksi dari sejumlah warganet di media sosial. Ada sebagian dari mereka yang berusaha positif thiking dan tidak mempercayai isu berita tersebut.
"Eh ini beneran? #JanganPercayaACT
After more than 3 years we've connected???? duh, posthink yuk posthink. Yuk tabayyun yuk," seru lainnya.
"#JanganPercayaACT The results of raising funds using the Palestinian flag ACT top brass salary list per month: 1. ACT Founder (Ahyudin) IDR 250 million 2. Senior VP 200 M 3. VP 80 M 4. Ex Dir 50 M Official V: Toyota Alphard, CR-V &Pajero," tulis warganet lainnya pada platform media sosial Twitter.
"#JanganPercayaACT was trending following reports of misappropriation of funds by Aksi Cepat Tanggap (ACT). Then, it is known that the CEO's salary is 250 million rupiah per month. This has sparked controversy considering that ACT is an institution that distributes donations." tulis pengguna Twitter.