Persiapan Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Dapat Fasilitas Mewah
- MCH 2022
VIVA – Jelang puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), Kementerian Agama telah membentuk satuan operasi (Satop). Satop beranggotakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Mekkah, Madinah, maupun Bandara.
“Personelnya hampir sama perwakilan daker-daker. Jadi daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsyad Hidayat, kepada wartawan di ruang Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, dikutip VIVA dari laman Kementerian Agama Kamis, 30 Juni 2022.
Personel dari tiga Daker akan dibagi. Untuk Arafah akan diisi Daker Bandara, sementara yang bertugas di Muzdalifah diisi Daker Makkah dan Mina akan diisi Daker Madinah.
Selain itu juga akan ada tim monitoring yang akan mengawasi seluruh proses pergerakan jemaah saat pelaksanaan Armuzna. Mobilisasi Armuzna akan dimulai sejak 8 Zulhijjah 1443 H pagi.
“Kemarin kita simulasi dengan Kementerian Haji (Arab Saudi), jika dulu biasanya dimulai (mobilisasi jemaah) jam 07.00 pagi sampai 24.00 malam, dengan jumlah jemaah saat ini, dari hotel ke Arafah InsyaAllah akan selesai pukul 17.00 sore (waktu Arab Saudi),” ungkapnya.
Sementara pada tanggal 9 Zulhijjah, jemaah akan melakukan rangkaian ibadah wukuf di Arafah, sejak masuk waktu Zuhur. Kemudian, jemaah akan dimobilisasi ke Muzdalifah.
Fasilitas mewah puncak haji di Armuzna
Puncak haji Armuzna tahun ini, jemaah haji Indonesia akan menerima fasilitas jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru. Ini akan jauh lebih dingin dari sebelumnya.
Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari dari PLN Saudi.
Selain karpet, jemaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.
Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jemaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jemaah sehingga lebih longgar.
“Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi,” ujarnya.
Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, saat ini telah diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.
Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung.
“PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,” ujarnya.