Viral Jenazah Pendeta Diangkut Sepeda Motor di Papua
- VIVA/Aman Hasibuan
VIVA – Sebuah video yang memperlihatkan jenazah sorang pendeta diangkut menggunakan sepeda motor dengan digendong viral di media sosial dalam hal ini Twitter.
Dalam informasi di Twitter, pendeta asal Distrik Hitadipa dikatakan meninggal di Timika, Kabupaten Mimika, Papua dan kemudian jenazah dikirim ke Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Namun karena tidak ada mobil ambulans dan kendaraan roda empat yang bisa mengantar jenazah maka seorang pemuda dengan menggunakan sepeda motor membawa jenazah tersebut dengan mengikat jasad pendeta tersebut di belakang dia di atas motor layaknya orang hidup untuk diantar ke Kampung Hitadipa.
Terkait adanya berita diunggah di Twitter, Facebook dan WAG pada 28 Juni 2022 tentang adanya jenasah Pendeta yang dibawa dengan menggunakan sepeda motor atau ojek ke Distrik Hitadipa ditanggapi Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan. Dia mengatakan bahwa benar ada pendeta bernama Pdt. Bernadus Tapani yang sehari-hari melakukan pelayanan di Gereja Desa Sakumba, Distrik Hitadipa, Intan Jaya.
“Jadi saya luruskan informasi ini ya. Kejadian yang sebenarnya sebelumnya memang pendeta bernama Pdt. Bernadus Tapani sakit keras kemudian dibawa berobat RS Timika dan sampai di rumah sakit dioperasi namun setelah berhasil dioperasi kondisi pendeta membaik kemudian dibawa ke Sugapa kembali dan sempat membaik. Jadi tidak benar meninggal di Timika,” ucap Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu, 29 Juni 2022.
Dikatakan, setelah dibawa naik kembali ke Distrik Sugapa, selanjutnya dibawa ke Dusun Tigamajigi dan meninggal di kampung tersebut. Setelah meninggal di Kampung Tigamajigi, kemudian keluarga membawa ke Kampung Wabui, Distrik Hitadipa dengan menggunakan Ojek lokal yang merupakan masyarakat asli Intan Jaya.
“Di sini semua ojek masyarakat asli Intan Jaya dan tidak ada pendatang karena untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sehingga semuanya transportasi ojek diserahkan ke masyarakat asli Intan Jaya.
Ia mengaku masalah pembawaan jenazah pendeta ini tidak disampaikan atau tidak dilaporkan keluarga ke polisi atau rumah sakit.
“Kalau kami tahu ini, pasti kami antar jenazah pendeta ini dengan di kawal pasukan bersenjata karena kalau dari Sugapa ke Kampung Hitadipa itu sangat riskan karena akan melewati lokasi-lokasi tempat bermukimnya saudara-saudara saya yang belum sepaham dengan pemerintah (gerombolan bersenjata),” kata AKBP Sandi Sultan.
Lanjut dia, memang jika masyarakat menggunakan mobil hanya bisa sampai di Kampung Titigi dan tidak bisa sampai di Kampung Hatqdipa karena jalan yang tidak memungkinkan atau rusak parah.
“Biasanya masyarakat hanya menggunakan kendaraan sepeda motor ke kampung itu,” katanya.
Kapolres Sandi Sultan mengatakan sementara untuk kendaraan ambulans yang ada di Rumah Sakit Kabupaten Intan Jaya hanya ada satu unit namun sudah terbakar saat kejadian pembakaran mes pegawai bandara Sugapa tahun lalu.
Pascaterbakarnya mobil ambulans tersebut kemudian pemerintah Intan Jaya mendatangkan kembali satu kendaraan ambulan dari Dinas Kesehatan namun disiagakan di RS Sugapa.