5 Fakta Bus Shalawat, Transportasi Haji yang Stop Operasi 10 Hari
- Humas Kemenag RI
VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir selama musim haji, jemaah Indonesia diberikan layanan transportasi berupa bus yang diberi nama Bus Shalawat. Tugas bus ini adalah mengantar jemaah dari penginapan mereka ke Masjidil Haram di Mekah dan sebaliknya.
Fasilitas ini mulai diberikan kepada jemaah haji Indonesia sejak tahun 2008. Pada saat itu, jemaah haji Indonesia bahkan ada yang mendapatkan penginapan berjarak lebih dari 10 km dari penginapan. Keadaan tersebut disebabkan adanya perluasan wilayah Masjidil Haram.
Menjelang puncak haji, Bus Shalawat akan berhenti beroperasi selama 10 hari dari 5 sampai 15 Zulhijjah. Alasan di balik berhenti beroperasinya Bus Shalawat yaitu karena seluruh bus akan dipersiapkan untuk mengantar jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Ketiga titik ini merupakan tempat penting dalam rangkaian ibadah haji, di mana seluruh jemaah haji seluruh dunia berkumpul di tempat dan waktu yang sama.
Berikut sederet 5 fakta tentang Bus Shalawat yang VIVA himpun dari berbagai sumber.
Bekerja sama dengan Muassasah dan Kemenhub
Dalam rangka mampu mengangkut jemaah haji Indonesia yang jumlahnya sangat banyak, pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan penyelenggara haji di Arab Saudi atau yang disebut Muassasah. Tak cuma menggaet Muassasah, pemerintah juga menggali ilmu pengendalian transportasi publik dari Kemenhub.
Awalnya tak ada sistem dan petugas
Ketika pertama kali diluncurkan, bisa dibilang sistem dari Bus Shalawat tidak teratur sebab belum ada petugas khusus yang mengatur jadwal dan pergerakan bus. Di awal pelaksanaannya, pemerintah Indonesia menyediakan bus sebanyak 600 armada.
Tersedia untuk lima rute
Tahun ini, Bus Shalawat terbagi menjadi lima rute. Agar memudahkan para jemaah, setiap bus ditempel oleh stiker warna. Kelima rute tersebut berada dari terminal Bab Ali (putih), Syisyah-Syib Amir (biru), Raudhah-Syib Amir (hijau), Jarwal-Syib Amir (hitam), serta Misfalah-Jiah (coklat).
Memberikan tanda pengenal bagi setiap jemaah
Tak hanya menempel stiker pada badan bus, pemerintah Indonesia juga membagikan tanda pengenal jemaah haji Indonesia sesuai dengan rute akomodasinya. Tanda pengenal ini dimasukkan ke tas paspor jemaah supaya memudahkan mereka untuk mencari bantuan jika bingung.
Mampu mengangkut 70 hingga 80 jemaah
Sebuah Bus Shalawat mampu membawa sejumlah 70 hingga 80 jemaah dalam sekali jalan. Lazimnya, durasi perjalanan yang dibutuhkan sekitar 15 sampai 20 menit. Pada tahun 2022 layanan ini mengangkut 92 ribu jemaah haji Indonesia.