Ambles, Jalan Pemprov Sumbar di Padang Pariaman Ditutup
- ANTARA/Agus Suroso
VIVA – Jalan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) di Kecamatan Sungai Garinggiang, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, pada Jumat 24 Juni 2022, ditutup karena kondisi terban yang terjadi di Luhuang, Nagari Kuranji Hulu semakin parah.
"Iya terpaksa ditutup karena kondisinya semakin parah, jika pengendara dibiarkan melintas maka dikhawatirkan memakan korban," kata Kapolsek Sungai Geringging, Polres Kota Pariaman Iptu Bambang Adrian di Sungai Garinggiang, dilaporkan tvOne, Sabtu 25 Juni 2022.
Kondisi ambles di jalan yang menghubungkan Padang Pariaman dengan Kabupaten Agam tersebut sudah terjadi semenjak beberapa tahun lalu dan telah dilakukan upaya perbaikan sementara bahkan Pemprov juga sudah memasang jembatan darurat untuk melancarkan mobilitas masyarakat.
Namun karena kondisi cuaca ditambah dengan air bah ketika curah hujan tinggi menggerus tanah penyangga jembatan darurat sehingga pada awal Juni 2022 Pemprov Sumbar menambah panjang jembatan di bagian arah ke Pasar Sungai Garinggiang.
Lalu pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 WIB tanah penyangga jembatan di bagian arah Kecamatan Sungai Limau runtuh sehingga menjadikan jembatan itu tidak layak digunakan. Kondisi terburuknya saat ini tanah penyangga tersebut mengalami retak yang juga berpotensi terjadi terban susulan.
"Sebelumnya jalan itu juga pernah ditutup tapi karena warga masih melintas maka Pemprov menambah panjang jembatan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya mengetahui kondisi terbaru di jembatan itu pada pagi tadi sehingga dirinya langsung berkoordinasi dengan pemerintah Nagari setempat untuk penutupan jalan tersebut. Ia menyebutkan jalan alternatif yang dapat digunakan pengendara saat ini yaitu di Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu.
Sementara itu, salah seorang warga setempat Khairul Sani (26) mengatakan terban tersebut terjadi pada pukul 00.30 WIB, sehingga pemuda setempat berjaga di lokasi agar tidak ada kendaraan yang melintas. "Sore kemarin hujan, lalu malamnya tanah (di bagian jembatan arah Sungai Limau) longsor, jadi tidak dimungkinkan kendaraan melintas," ujarnya.
Wali Nagari Kuranji Hulu Salman Hardani mengatakan pihaknya sudah berupaya meminta masyarakat membebaskan lahannya untuk membangun selokan guna mengurangi debit air bah ketika hujan namun hingga sekarang belum berhasil.
"Masyarakat meminta adanya ganti rugi lahan, tentu kami memaklumi itu. Ketika hal ini kami bicarakan dengan sejumlah tokoh, mereka menilai juga perlu adanya ganti rugi itu," kata dia.
Bahkan, kata dia menurut tokoh tersebut Pemprov bisa menganggarkan uang lebih untuk ganti rugi lahan untuk pembangunan selokan. Ia menyebutkan ada beberapa lokasi yang harus dibangun selokan yaitu di depan SMPN 2 Sungai Geringging yang pengerjaannya dilakukan oleh pemerintah kabupetan setempat dengan menggunakan APBD perubahan 2022.
"Lahannya (di depan SMP) untuk sementara sudah bebas, sedangkan dua lokasi lainnya masih belum ada titik terang," ujar dia.
Dari pantauan pada pagi tadi kendaraan roda dua masih bisa melintas di jembatan darurat tersebut namun pada siang tadi seluruh kendaraan dilarang melintas.