8.000 Ekor Sapi Perah di Satu Kecamatan di Malang Terpapar PMK

Peternak sapi di kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

VIVA – Sekitar delapan ribu ekor sapi perah di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sejumlah 250 ekor di antaranya mati akibat terpapar penyakit tersebut. Sementara 550 ekor sapi terpaksa dipotong.

Pemerintah Siapkan 1,5 Juta Ha Lahan Penuhi Kebutuhan Susu RI, Wamentan: Ada Komitmen Investasi 2 Juta Sapi

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Makmur Kecamatan Ngantang, Sugiono menuturkan, PMK di wilayahnya semakin hari semakin memprihatinkan. Penyebabnya, peternak sapi di daerah ini belum siap menghadapi wabah pada hewan ternak ini.

"Kondisi wabah PMK di Ngantang sudah sangat luar biasa, artinya dari hari ke hari semakin banyak pemaparannya. Populasi sebanyak 17.800 ekor dan sudah terpapar 8.000 ekor. Mati 250 ekor," kata Sugiono, Kamis, 23 Juni 2022.

Mentan Amran Tahan Izin Impor 5 Perusahaan Akibat Tolak Serap Produk Susu Peternak

Sapi di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya (Malang)

Sugiono menuturkan, dampak yang paling terasa adalah merosotnya harga jual sapi di daerah ini. Peternak yang panik karena tidak bisa menangani wabah banyak yang memilih menjual hewan ternaknya. Opsi ini dipilih untuk menghindari hewan ternak mendadak mati.

DPR Minta Kementerian Pertanian Carikan Solusi untuk Peternak Sapi Buang Susu di Boyolali

"Hampir semua warga di sini memelihara sapi perah hampir tidak ada sapi daging. Harganya anjlok sekali, yang biasanya seekor sapi berharga Rp25 juta, sekarang 3 ekor sapi perah menjadi hanya Rp10 Juta," ujar Sugiono.

Menurut Sugiono, merebaknya PMK di wilayah Ngantang karena pemerintah kurang maksimal dalam penanganan wabah pada hewan ternak ini. Dia menyebutkan, jika pada hari ini ditemukan satu ekor sapi di kandang terpapar PMK maka keesokan harinya seluruh sapi yang ada di kandang itu dipastikan turut terpapar.

"Penyebaran itu semua sama, penyebaran itu jika dikandang terpapar satu ekor sapi saya yakin hari berikutnya seluruh sapi dikandang akan terpapar. Ada juga yang perlu kami sampaikan, penanganan dan support yang belum maksimal itu juga dampak dari ketidakberhasilan penanganan PMK," tutur Sugiono.

Sugiono menuturkan, koperasi saat ini melakukan langkah pencegahan dengan memberikan obat-obatan. Mulai dari vitamin untuk peningkatan imunitas, memberikan antibiotik dan obat-obatan lain. 

Sugiono menyebutkan, jumlah saat ini bukanlah data pasti. Sebab, diperkirakan masih banyak peternak sapi perah yang belum melaporkan kasus PMK dan memilih langsung mengubur hewan ternaknya sendiri.

"Support lain yang menjadi kerugian adalah pembelian obat-obatan yang sangat maksimal. Lembaga KUD sumber makmur berupaya semaksimal mungkin men-support obat-obtan. Alhamdulillah peternak juga berusaha semaksimal mungkin semi mandiri, obat-obatan yang mungkin bisa untuk menyembuhkan PMK peternak beli sendiri," kata Sugiono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya