Puluhan Mahasiswi di Lombok Jadi Korban Pelecehan Modus Skripsi
- Unsplash
VIVA – Puluhan mahasiswi berbagai kampus di Kota Mataram, Lombok diduga menjadi korban pelecehan seksual oknum yang mengaku sebagai dosen.
Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), menerima pengaduan pelecehan seksual dengan korbannya mahasiswi.
Koordinator BKBH Unram, Joko Jumadi, mengatakan lebih dari 10 mahasiswi mendapatkan pelecehan seksual dari seseorang pria berusia berusia 65 tahun.
Modus yang digunakan pelaku adalah berpura-pura menjadi dosen, dan mengaku dapat membantu mahasiswi yang sedang menyelesaikan skripsi untuk dipermudah.
"Jadi modusnya membantu mahasiswi yang sedang menyusun skripsi untuk mempermudah mereka agar segera ujian," kata Joko Jumadi, Kamis, 23 Juni 2022.
Pelakunya seorang pria yang mengaku dosen di salah satu kampus swasta. Namun setelah dicek, ternyata oknum tersebut bukan dosen di sana, dan hanya lulusan pendidikan guru agama (PGA).
"Modusnya menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Mataram, dengan gelar sarjana hukum," ujarnya.
Saat ini BKBH telah mengadvokasi seorang korban mahasiswi dan membantu melaporkan kasus tersebut ke Polda NTB. Joko menaruh harapan agar Polda NTB mengatensi kasus tersebut.
Oknum yang mengaku dosen kerapkali membawa mahasiswi di rumahnya. Dia memberikan minuman yang diduga obat perangsang untuk melakukan kejahatan terhadap mahasiswi yang masuk dalam perangkap.
"Korban diberikan minuman di rumahnya yang diduga obat perangsang. Dari sana dia mulai melakukan pelecehan," kata Joko.
Selain mengaku sebagai dosen dan siap membantu skripsi dengan dalih bisa melobi kampus untuk menyelesaikan skripsi korbannya. Oknum tersebut juga mengaku sebagai dukun yang bisa menyembuhkan mahasiswi yang sakit, sekaligus sebagai psikolog.
"Jadi modusnya tidak hanya sebagai dosen saja. Kadang modusnya bisa menyembuhkan orang, dan menjadi psikolog," katanya.
Joko mengungkapkan, dari puluhan mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual, empat korban mengaku diperkosa oleh pelaku.
"Dari puluhan mahasiswi berbagai kampus di Mataram, empat korban mengaku diperkosa," katanya.
Baca juga: Akta Perkawinan Pasutri Beda Agama di Surabaya Akhirnya Dikeluarkan