Patroli Siber, BNPT Temukan 650 Konten Propaganda di Media Sosial

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Yeni Lestari

VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar patroli siber dalam mengantisipasi penyebaran paham khilafah yang menyebar, salah satunya oleh kelompok Khilafatul Muslimin. Patroli digelar usai Polri dan jajaran menangkap 23 tersangka dari kelompok tersebut.

Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Boy Rafli Amar menerangkan, patroli siber dilakukan untuk menurunkan konten-konten bermuatan paham radikalisme, termasuk Khilafatul Muslimin.

Dalam penyelidikannya, BNPT mendeteksi terdapat 650 konten propaganda yang mengandung pesan anti NKRI, anti Pancasila, intoleransi, takfiri, konten terkait pendanaan dan pelatihan, termasuk mengenai glorifikasi ideologi khilafah

Patroli Siber Digeber

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Take down terhadap konten yang mengandung 9P: propaganda, perekrutan, pendanaan, pelatihan, pembentukan paramiliter, penyediaan logistik, perencanaan, pelaksanaan serangan dan persembunyian di berbagai platform media sosial," kata Boy dalam konferensi pers, Senin, 20 Juni 2022.

Cara Cek NIK Penerima Bansos November 2024 di Situs Kemensos

Selain patroli siber, BNPT juga menyatakan pihaknya melakukan kontra radikalisasi dengan membentuk Duta Damai Dunia Maya. Upaya ini dilakukan dengan melibatkan unsur masyarakat dan tersebar di 13 provinsi.

"BNPT membentuk Duta Damai Dunia Maya di 13 provinsi dimana komunitas anak muda ini aktif untuk mendiseminasikan narasi melalui konten edukatif untuk memerangi propaganda siber kelompok teror," ujarnya.

Boy melanjutkan, BNPT juga membentuk forum bernama Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi. Melalui forum ini, pihaknya berupaya untuk menjaring paham khilafah yang tersebar di tiap daerah di Indonesia.

“Selain itu BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme di 34 provinsi yang aktif mengedukasi masyarakat di daerah terkait bahaya radikalisme terorisme,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya