PA 212 Minta India Segera Tinggalkan Indonesia
- VIVA/ Yeni Lestari.
VIVA - Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif, menuding India kerap mendiskriminasi umat Islam di negaranya. Upaya diskriminasi itu masih terus berlangsung hingga saat ini.
Diskriminatif Terhadap Umat Islam
"Faktanya, sampai dengan hari ini di India sana perlakuan diskriminatif terhadap umat Islam masih berlangsung," kata Slamet saat berorasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) India, Jumat, 17 Juni 2022.
Selain itu, Slamet juga mengatakan banyak umat muslim yang dibantai di India. Pembantaian ini menurut Slamet merupakan tindakan zalim yang harus disadari masyarakat India karena sakitnya juga dirasakan umat muslim di Indonesia.
"Di India sampai sekarang saudara muslim ditindak, dibantai, dibunuh. Ini zalim atau tidak? Kejam atau tidak? Penderitaan mereka sama dengan penderitaan kami," katanya lagi.
Baca juga: Massa Aksi FPI dan PA 212 Tiba di Kedubes India, Bawa Bendera Tauhid
Segera Tinggalkan Indonesia
Lebih lanjut, mantan Ketua PA 212 itu kemudian mengingatkan pemerintah India untuk segera menyadari tindakan tersebut dan meninggalkan Indonesia.
"Saya minta Dubes India, tinggalkan Indonesia mulai besok. Silakan tinggalkan Indonesia sebelum kami semua yang memaksa anda pulang ke India dengan tangan kami," katanya.
Sejumlah massa dari kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Persaudaraan Islam (FPI), dan GNPF Ulama akan menggelar aksi Bela Nabi Muhammad SAW di kantor Kedutaan Besar (Kedubes) India, Jakarta Selatan siang ini.
Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terkait penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan politisi India, Nuour Sharma (37).
Akibat penghinaan tersebut, warga muslim di India melakukan protes dan menuntut agar Sharma ditangkap. Protes ini juga dilakukan di sejumlah negara Islam di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia.
Partai Bharatiya Janata yang menaungi politisi Nuour Sharma (37) juga sudah dilakukan pemecatan atas penghinaan yang dilakukan terhadap Nabi Muhammad SAW.