Abrasi di Minahasa Selatan, Puluhan Rumah hingga Jembatan Hanyut
- Supriadi Maud/VIVA.
VIVA – Sebanyak 25 bangunan rumah dan jembatan ambruk akibat bencana abrasi melanda di pesisir Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut).
Bencana alam itu terjadi pada Rabu, 15 Juni 2022 sekitar pukul 14.00 WITA. Abrasi pantai tersebut tidak menyebabkan korban jiwa maupun korban luka-luka. Hanya saja kerugian ditaksir milliaran rupiah.
Informasi yang dihimpun VIVA, terdapat beberapa kerusakan terjadi di daerah itu seperti di Kelurahan Bitung Lingkungan 7, di mana terdapat lima bangunan amblas. Terdiri dari pondasi Pagar RM Siera, kafe Sea Side, dan penginapan Kambiow.
Di Kelurahan Uwuran Satu, Lingkungan 1 terdapat 10 bangunan rumah warga amblas terbawa air, Jembatan Boulevard I'm Amurang yang panjangnya sekitar 75 meter amblas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Minsel, Glady Kawatu saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dari data awal yang diterima sekitar 15 bangunan yang terdampa. Namun saat ini bertambah menjadi 25 bangunan, satu restoran dan empat resort yang juga ambruk dan hanyut.
"Jadi data awal memang 15 tapi sekarang jadi 20 rumah dilaporkan hanyut dan 5 rumah rusak berat, satu restoran dan empat resort yang hanyut," kata Kawatu dalam keterangannya, Kamis, 16 Juni 2022.
Kawatu mengaku bahwa saat ini warga yang terdampak bencana tersebut tengah mengungsi di tempat yang aman. Pemerintah Kabupaten Minsel juga sudah membuka posko induk bagi para pengungsi yang berlokasi di Kantor Lurah Lewet, dan tiga posko siaga di Uwuran Satu, dan eks PGA.
"Kami juga mengimbau masyarakat yang berada di seputaran lokasi bencana, karena masih ada potensi rawan bencana, kita mintakan untuk menuju ke pos-pos pengungsian yang sudah disiapkan pemeritah," terangnya.
Sementara itu, Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Selatan Andre Lombogia menyebut warga sekitar yang menyaksikan awal mula bencana itu terjadi sempat mendengar suara semacam dentuman dan patahan dengan getaran saat bencana terjadi.
"Warga merasakan getaran, tiba-tiba mulai abrasi dari area pinggiran pantai sampai area rumah warga. Rata-rata mereka evakuasi mandiri soalnya dia tidak instan jatuh, abrasi pelan-pelan bertahap. Waktu kejadian dari awal sampai besar itu sekitar sejam," kata Andre saat dikonfirmasi terpisah
Andre menuturkan, bahwa tim reaksi cepat BPBD sementara melakukan kaji cepat, sedangkan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan sudah mengunjungi lokasi kejadian. Laporan kejadian juga sudah disampaikan kepada Kepala BNPB, Gubernur Sulawesi Utara, Irtama BNPB, Bupati Minahasa Selatan, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Utara.
"Kami masih asesmen kejadian karena takut kejadian susulan. Karena posko terbatas dan kecil ya jadi yang terdampak 15 rumah itu yang mengungsi, sisanya ada yang mengungsi ada yang ke rumah saudaranya," tukasnya.