Ridwan Kamil: Kami Diberi Kesempatan Melihat Tanda Kekuasaan Allah
- Youtube Pemprov Jabar
VIVA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengantarkan jenazah sang putra, Emmeril Khan Mumtadz, alias Eril ke peristirahatannya yang terakhir di Islamic Center Baitul Ridwan, Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin, 13 Juni 2022. Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menyampaikan pesan-pesan atau pidato terkait almarhum.
Mukjizat dari Sang Maha Pencipta
Ia kembali menyinggung soal jenazah Eril yang utuh dan sempurna padahal sudah berada di air selama 14 hari. Kang Emil menyatakan bahwa itu merupakan mukjizat dari Sang Maha Pencipta.
"Eril dilimpahi rahmat dan karunia, berada di air selama 14 hari, utuh lagi sempurna. Ini merupakan mukjizat," kata Kang Emil.
Dia pun menyampaikan rasa syukur kepada Allah.
"Kami diberi kesempatan melihat tanda kekuasaan Allah. Pelajaran bagi kita kaum beriman, dan pandai membaca isyarat," katanya lagi.
Baca juga: Ridwan Kamil dan Atalia Tabur Bunga di Pusara Eril
Lahir di New York, Wafat di Swiss
Emil mengatakan Eril lahir di New York. Lalu, mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang lokasinya juga jauh dari tanah air.
"Setiap jengkal tanah milik Allah. Allah menghendaki ia disambut langit dan bumi," ujarnya.
Ia menambahkan 14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin sehari-hari. Tapi 14 hari itu menjadi begitu panjang dalam kehidupannya dan keluarga.
"Kami bertanya-tanya mengapa harus selama ini ya Allah, mengapa tidak lebih cepat, supaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru," kata Emil.
Waktu adalah Rahasia Allah
Namun, dia mengaku bahwa waktu adalah rahasia Allah, apalagi menyangkut kelahiran dan kematian.
"Waktu adalah ralatif, kata orang yang arif," katanya.
"Akhirnya kami menerima dengan hati yang lapang, kami menerima petunjuk yang terang," lanjutnya.
Emil mengatakan 14 hari sangat melelahkan. Tapi ia dan keluarga almarhum mendapat pelajaran.
"Tentang hidup Eril yang kasat mata terlalu singkat, tapi kehidupannya sangat padat penuh manfaat," katanya.
Dia menyampaikan 23 tahun belum cukup menghasilkan karya-karya besar, tapi terbukti, dalam waktu tersebut, Eril menjadi manusia yang dicintai dengan akbar.
"Tiap helai nafas berbuat baik. Kami mengikhlaskan Eril pergi. Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya, untuk menutupi kemungkinan khilafannya," tutur Emil.