Kesadaran Masyarakat Kunci Sukses Pengelolaan Sampah, Ini Alasannya
- Dok. IPB
VIVA – Poin utama dalam suksesnya pengelolaan sampah adalah kesadaran masyarakat akan lingkungan. Setelah itu, barulah partisipasi aktif untuk mengurangi, memanfaatkan kembali, serta mendaur ulang.
Hal itu ditegaskan, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, dalam sambutannya membuka acara webinar bertajuk 'Penanganan Sampah untuk Laut yang Berkelanjutan' di Krui Pesisir Barat, Lampung.
“Pengelolaan sampah, baik di darat maupun di laut, membutuhkan komitmen dan kontribusi dari seluruh stakeholders, baik Pemerintah pusat, daerah, swasta, dan yang terpenting unsur masyarakat”, ungkap Septriana, dikutip Minggu, 12 Juni 2022.
Dia menegaskan, sampah plastik adalah ancaman berbahaya yang dapat merusak tatanan kehidupan di muka bumi. Bukan hanya dapat merusak kesehatan manusia, sampah plastik juga berpotensi merusak ekosistem di laut dan berdampak pada perubahan iklim.
Di mana 80 persen sampah di laut berasal dari daratan dan 30 persen dari sampah tersebut adalah sampah plastik. Hal itu semakin memprihatinkan.
Sementara itu, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarina Soemiarno menyampaikan, target dan indikator pengelolaan sampah ada dua. Yaitu 30 persen pengurangan sampah pada 2025 dan 70 persen penanganan sampah pada 2025.
“Pemerintah Indonesia merespons cepat persoalan sampah laut melalui penerbitan Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 83/2018 tentang Penanganan Sampai Laut dengan Target Pengurangan Sampah Lau sebesar 70 persen pada 2025,” jelas Sinta.
Saat ini kata dia, setidaknya 74 Pemerintah provinsi/kota/kabupaten di Indonesia telah menerbitkan peraturan tentang pengurangan sampah plastik sekali pakai. Hal itu sebagai upaya penanganan sampah untuk laut yang berkelanjutan, lanjutnya.
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pesisir Barat, Rio Niko Fernando Ahra menyampaikan beberapa kendala dalam penanganan sampah yang dialami di Kabupaten Pesisir Barat, mulai dari minimnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah hingga keterbatasan anggaran Pemkab.
“Salah satu kendalanya adalah cakupan wilayah penanganan dan pengelolaan sampah saat ini belum dapat mengakomodir seluruh wilayah kabupaten. Dari 11 kecamatan, baru 2 kecamatan yang ditangani oleh Dinas LHK.” kata Rio.
Namun kendala yang terbesar menurut Rio adalah dari minimnya kesadaran masyarakat dan wisatawan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Senada dengan Rio, Ketua Komunitas Krui Kecah Ko, Mizariadi juga menyampaikan pentingnya kerja sama dan kesadaran diri dari masyarakat dan pemegang kepentingan sangat diperlukan. Sebab fasilitas umum penopang kebersihan di obyek wisata saat ini masih jauh dari harapan.
“Kalau tidak mau mengangkat sampah orang lain minimal kita jangan jadi agen pembuang sampah sembarangan”, tuturnya.