Luhut Ingin Pemerintah Tak Buru-buru Tetapkan Endemi, Ini Alasannya

Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Tangkapan layar.

VIVA – Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau agar pemerintah tidak terburu-buru mengubah status dari pandemi menjadi endemi. Hal itu diungkapkan Luhut melihat tren wabah COVID-19 beberapa waktu ini. 

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

“COVID-19 ini saya masih sulit meramalkan. Dari tiga hari terakhir ini angka itu naik lagi. Sudah 500. Tadinya 300, 200, tiba-tiba naik jadi 500. Jadi kita semua harus kompak menghadapi ini. Karena kita engga bisa berlama-lama begini,” kata Luhut saat Rapat Kerja bersama Banggar DPR RI, Kamis, 9 Juni 2022.

Luhut meminta semua pihak untuk menjaga pandemi ini agar tidak kembali melonjak, dengan mempercepat vaksinasi, dan juga tetap menjaga protokol kesehatan.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Baca juga: Ganggu Ekonomi, Penanganan PMK Dilakukan Sama Seperti COVID-19

Selain itu, Luhut juga akan terus memantau kondisi pandemi dalam dua bulan ke depan. Menurut Luhut, jika dalam dua bulan mampu bertahan dan angka COVID-19 terus menurun, maka keputusan pemerintah untuk beralih ke endemi dapat direalisasikan.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

“Kalau dua bulan ini kita masih mampu bertahan dengan baik, saya kira nanti bisa hadiah 17 Agustus. Tapi sekali lagi, disiplin kita penting dalam hal ini terutama tadi dalam vaksinasi yang menurut saya harus kita dorong semua,” imbuhnya.

Menko Marves, Luhut Pandjaitan.

Photo :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

Sebelumnya, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang disurvei Danareksa Research Institute mencatat terjadi kenaikan signifikan pada Mei 2022 menjadi 90,3 dibandingkan IKK pada April 2022 yang sebesar 83,9.

Kenaikan IKK tersebut didorong dua komponen utama pembentuk IKK yang meningkat, yaitu indeks situasi sekarang dan indeks ekspektasi. Dan itu terjadi hampir di seluruh wilayah survei.

Adapun kenaikan disebabkan oleh pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, tidak terdapatnya peningkatan kasus harian COVID-19 yang signifikan setelah Ramadhan dan Idul Fitri, serta pelonggaran protokol kesehatan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya