Mahalnya Tiket Borobudur Dikhawatirkan Perlambat Pemulihan Ekonomi
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Anggota Komisi X DPR RI Ali Zamroni mengatakan bahwa rencana kenaikan harga tiket naik area stupa Candi Borobudur akan sangat memberatkan bagi wisatawan lokal.
Ali mengingatkan agar pemerintah berlaku bijak terkait situasi kebatinan masyarakat setelah 'dihajar' pandemi COVID-19 dalam beberapa tahun terakhir.
Ali mengakui, dalam beberapa bulan terakhir, angka pandemi COVID-19 terus mengalami penurunan. Dan, hal itu merupakan kabar baik bagi masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan dari sisi perekonomiannya.
Baca juga: Geger Pemukulan di Kantor Pajak Bekasi, DJP: Kekerasan Tak Ditoleransi
"Sangat memberatkan terutama wisatawan lokal, seharusnya dalam situasi seperti sekarang di mana kita sudah memasuki masa endemi Covid-19 pemerintah justru berupaya untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya," kata Ali Zamroni kepada wartawan, Rabu 8 Juni 2022.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyebut rencana turis lokal akan dikenakan tarif Rp750.000 untuk masuk ke area stupa Candi Borobudur. Belakangan, rencana itu masih sebatas rencana dan masih akan dikaji ulang.
Anggota Fraksi Gerindra itu mengatakan, rencana itu memang semestinya dikaji ulang. Sebab memasuki masa endemi COVID-19 semestinya pemerintah membuat kebijakan guna menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. Hal ini sekaligus membantu pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.
"Saya khawatir dengan adanya aturan ini akan memperlambat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, seharusnya kita berlomba-lomba dan berusaha supaya Indonesia diminati oleh wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal," ujarnya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Banten I itu juga mengkhawatirkan dampak dari kenaikan tiket masuk Candi Borobudur membuat sektor pariwisata di Indonesia akan semakin tertinggal sebagai negara tujuan. Khususnya dalam penanganan pemulihan sektor pariwisata.
"Saya juga khawatir kita akan tertinggal dari negara lain dalam pemulihan pariwisata sehingga Indonesia tidak dijadikan tujuan utama oleh para wisatawan," imbuhnya.