Profil Petinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja
- Youtube Khalifatul Muslimin
VIVA – Saat ini profil petinggi Khilafatul Muslimin, yakni Abdul Qadir Baraja tengah menjadi sorotan banyak orang. Semenjak Polisi melakukan penangkapan pada petinggi Khilafatul Muslimin ini, namanya kian ramai dibicarakan dan tidak sedikit masyarakat yang dibuat penasaran tentang dirinya dan latar belakangnya.
Petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja ditangkap di wilayah Lampung, buntut dari aksi konvoi 'Kebangkitan Khilafah' yang dilakukannya di wilayah Cawang, Jakarta Timur pada beberapa waktu yang lalu. Yang mana, konvoi tersebut ternyata sudah dilakukannya sejak 2018 lalu.
Penangkapan pada petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja langsung dipimpin oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi. Untuk kasus ini Polda Metro Jaya tidak bekerja sendiri, melainkan bekerjasama dengan Polresta Bandar Lampung.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah Abdul Qadir Baraja menunaikan ibadah sholat Subuh di Masjid Kekhalifahan Islam di Jalan WR Supratman, Bumi Waras, Telukbetung, Bandar Lampung.
Setelah penangkapan tersebut, Khilafatul Musliminpun lantas dibawa langsung ke Jakarta. Terkait adanya penangkapan pada petinggi Khilafatul Muslimin, pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengaku tengah mengumpulkan berbagai bukti untuk menguatkan dugaan atas tindak pidana terorisme yang masih ada kaitannya dengan kelompok Khilafatul Muslimin.
Dalam kasus ini pun pihak kepolisian mengakuti, jika ormas yang dipimpin oleh Khilafatul Muslimin ini diduga memiliki latar belakang dan kedekatan dengan beberapa organisasi yang berbau teroris. Tentu saja, landasan tersebut menjadi tolak ukur kepolisian kuat menduga jika kelompok tersebut sangat berpotensi menimbulkan kejahatan. Lantas, siapa sebenarnya Abdul Qadir Baraja?
Berikut ini akan kami beritahu profil singkat petinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja yang ditangkap di Lampung dari berbagai sumber yang kami dapat.
Profil Abdul Qadir Baraja
Melansir dari berbagai sumber, Abdul Qadir Hasan Baraja merupakan seorang pemimpin Khalifah Khilafatul Muslimin dari sebuah organisasi yang namanya mencuat akibat salah satu anggotanya ditangkap Densus 88 terkait gerakan teror.
Ia lahir di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dan mengawali pendidikannya di Gontor, setelah itu melanjutkan tinggal di Lampung. Ia dikenal dengan pergerakan berbasis NII/DI pada masa mudanya.
Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi tangan kanan Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Ngruki. Baraja sendiri diketahui pernah dipenjara dua kali terkait terorisme.
Pertama pada tahun 1979 terkait Teror Warman, dan 1985 terkait aksi pengeboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur. Pada 7 Juni 2022, ia ditangkap oleh polisi.
Meskipun kini tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia, ternyata ormas yang didirikan oleh Abdul Qadir Hasan Baraja telah berdiri sejak 1997.
Diketahui, ternyata ini bukan pertama kalinya petinggi Khilafatul Muslimin ditangkap oleh polisi terkait kasus terorisme. Sebelumnya pengangkapan juga pernah dilakukan.
Untuk penangkapannya yang pertama, Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap pada tahun 1979 terkait kasus teror Warman. Pada penangkapannya tersebut, ia pun harus didekam di jeruji besi selama tiga tahun lamanya.
Kemudian, dilanjutkan dengan kasus lainnya yang terjadi pada 1985 terkait adanya isu pengemboman yang dilakukannya di Jawa Timur dan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Sayangnya, untuk kedua kalinya Abdul Qadir Hasan Baraja harus ditahan selama 13 tahun di penjara. Tak jera juga pernah didekam di penjara, ia pun lagi-lagi ditahan oleh Polda Lampung terkait adanya kasus pelanggaran protokol kesehatan pada 2021 lalu.
Di balik beberapa kali penangkapan yang dialaminya, Abdul Qadir Hasan Baraja ternyata orang yang mendirikan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama dengan Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar.
Latar Belakang Abdul Qadir Hasan Baraja
Ia merupakan pemimpin dari Khilafatul Muslim yang terlah didirikan sejak 1997 yang silam. Selain itu, ternyata Abdul Qadir Hasan Baraja juga ikut mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) di Lampung, pada tahun 1970 yang silam.
Tidak hanya itu, untuk Khilafatul Muslimin sendiri dikatakan tidak bisa dilepaskan dari Negara Islam Indonesia (NII). Hal itu dikarenakan sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini adalah mantan kelompok NII.
Di mana salah tokoh kunci dan pendiri sekaligus pemimpinnya yaitu Abdul Qadir Hasan Baraja, yang diketahui merupakan mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainya, serta ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000.