Profil Kolonel Priyanto Terduga Kasus Tewasnya Handi dan Salsabila
- ANTARA/Tri Meilani Ameliya
VIVA – Kolonel Priyanto merupakan Kasi Intel Komando Resor Militer 133/Nani Wartabone, Kodam XIII/Merdeka. Ia diduga terlibat dalam kasus tabrak lari yang mengakibatkan korban dua sejoli tersebut meninggal yaitu Handi Saputra dan Salsabila.
Atas kejadian tersebut, Kolonel Priyanto telah ditahan oleh Polisi Militer Denpom XIII/Merdeka karena keterlibatannya dalam kasus tabrak lari. Setelah melakukan pemeriksaan mendalam oleh pihak Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah dan Polisi Militer TNI yang membantu penyelidikan dalam kasus tersebut atas tewasnya dua sejoli itu.
Dalam adegan, pelaku menggunakan kendaraan Isuzu Panther nopol B 300 Q. Sempat melewati jembatan menuju arah Cilacap, namun berbalik arah ke utara menuju jalur utama Bandung-Yogyakarta, kemudian dua sejoli itu dibuang ke Kali Tajum yang merupakan anak Sungai Serayu.
Setelah melakukan serangkaian penyidikan yang dilakukan oleh Polisi Militer, Polda Jawa Barat dan Polda Jawa Tengah. Akhirnya Kasus terduga tewasnya pasangan sejoli itu, Kolonel Priyanto kasusnya dilimpahkan ke Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, untuk investigasi lebih lanjut.
Berikut Profil Kolonel Priyanto terduga kasus tewasnya Handi dan Salsabila, seperti dikutip dari berbagai sumber:
- Profil Kolonel Priyanto
Kolonel Priyanto merupakan seorang Kolonel Kasi Intel Kasim 133/Nani Wartabone, Gorontalo yang bermarkas di Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Dalam karir pendidikannya di dunia militer, ia dinyatakan lulus dari Akademi Militer pada tahun 1994, Pada tahun 2015 sampai 2016 Kolonel Priyanto pernah menjabat sebagai Komandan Kodim Gunungkidul.
Selain itu juga Kolonel Priyanto pernah menjabat sebagai Irutum Inspektorat Kodam IV/Diponegoro pada tahun 2019. Karena berbagai prestasinya ia mendapatkan kenaikan pangkat dari Letkol ke Kolonel. Kemudian Kolonel Priyanto dipromosikan kembali dan menjabat sebagai Kasi Intel Korem 133/Wartabone.
Kolonel Priyanto juga pernah berpartisipasi dalam membela NKRI dalam operasi Seroja di Timor-Timor. Karirnya dalam dunia militer terbilang sudah cukup lama hingga bisa menjabat sebagai pangkat Kolonel. Dengan adanya kasus tersebut, Kolonel Priyanto terancam akan kehilangan pangkatnya yang sudah dibangun sejak awal.