Ada Buronan Warga Jepang di RI, Polisi Koordinasi dengan Imigrasi
- VIVA.co.id/Andry Arifin
VIVA – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah berkoordinasi dengan pihak Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM untuk menyelidiki keberadaan buronan Jepang Mitsuhiro Taniguchi (47). Pria itu diduga berada di Indonesia.
“NCB (National Central Berau) Jakarta sudah berkoordinasi dengan imigrasi untuk memastikan apakah subject ada dalam wilayah hukum Indonesia,” kata Sekretaris NCB Interpol, Brigjen Amur Chandra Juli Buana saat dikonfirmasi wartawan pada Senin, 6 Juni 2022.
Interpol (ilustrasi)
- interpol.int
Menurut dia, sejauh ini Mitsuhiro Taniguchi belum terdaftar dalam red notice yang diajukan oleh Interpol. Sehingga, pihak kepolisian Indonesia belum mendapat data lengkap terkait buronan tersebut.
“Sejauh ini subjek belum terdata dalam red notice interpol," ujarnya.
Kasus Penipuan Dana Subsidi COVID-19
Diketahui, polisi Jepang menangkap total tiga orang dalam satu keluarga yang diduga terlibat dalam kasus penipuan dana subsidi COVID-19 untuk usaha kecil yang mengalami keterpurukan pada 30 Mei.
Ketiga orang tersebut ialah Rie Taniguchi (45), Daiki (22) dan putra keduanya yang namanya belum disebutkan berusia 21 tahun. Ketiganya mengajukan penerimaan manfaat palsu sejak Juni hingga Agustus 2020.
Dilansir dari asahi.com, polisi Jepang melakukan pencarian terhadap satu anggota keluarga yang lain karena diyakini telah melarikan diri ke luar negeri.
Ketiga tersangka diduga mendapat perintah dari Mitsuhiro untuk mengajukan pengembalian pajak palsu atas nama orang yang telah terdaftar di kantor pajak. Kemudian, mereka menjalani prosedur untuk mendapatkan subsidi itu.
Total ada 1.780 permohonan palsu atas nama yang dikumpulkan para tersangka dari seluruh Jepang. Hal itu dilakukan melalui modus seminar ataupun dari para kenalannya.
Kiprah Grup Musik Mahasiswa Sastra Jepang Unas Menarik Perhatian Stasiun TV Nasional Jepang NHK
“Lagu menjadi media yang sangat efektif bagi masyarakat kedua bangsa untuk dapat mengetahui bahasa dan budaya, serta perekat hubungan persahabatan.”
