Sejumlah Daerah di Kuningan Di-lockdown gara-gara Wabah PMK
VIVA – Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melakukan "lockdown" wilayah yang saat ini menjadi episentrum wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan-hewan ternak, sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit tersebut lebih luas.
"Bupati sudah mengeluarkan surat edaran untuk 'lockdown' daerah yang kasusnya banyak, untuk menghindari penyebaran semakin cepat," kata Dokter Hewan Medik Veteriner Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kuningan Rofiq saat dihubungi melalui telepon di Kuningan, Senin, 6 Juni 2022.
Menurutnya, dengan surat edaran Bupati Kuningan, wilayah yang ternak sapinya sudah banyak terjangkit PMK, tidak diperbolehkan menerima dan mengeluarkan ternaknya, sampai situasi terkendali.
Semua peternak sudah bersepakat untuk melakukan "lockdown" karena penyebaran PMK sama persis dengan COVID-19. "Karena PMK ini seperti COVID-19, untuk itu kita lakukan lockdown daerah wabah," ujarnya.
Selain itu, petugas kesehatan hewan juga saat fokus melakukan penyembuhan terhadap ternak yang terjangkit PMK. Sapi perah menjadi hewan yang rentan terserang wabah PMK, karena kondisi kandang berdekatan membuat virus tersebut cepat menyebar.
"Kami fokus pada pengobatan ternak yang terkena PMK, memang dari data kesembuhannya cukup tinggi," tuturnya.
Rofiq menambahkan, petugas juga telah rutin melakukan sosialisasi kepada para peternak terkait wabah PMK, terutama untuk penanganannya.
Penyebaran cepat
Sampai saat ini ternak sapi yang terjangkit wabah PMK di Kabupaten Kuningan sudah mencapai 436 ekor, dan didominasi oleh sapi perah. Rofiq mengatakan dari jumlah tersebut, hanya ada 77 ekor sapi potong yang terjangkit dan sisanya sapi perah.
Menurutnya, wabah PMK yang menyerang di Kabupaten Kuningan cukup cepat terutama di daerah peternakan sapi perah, mengingat antara satu kandang dengan kandang lainnya berdekatan.
Untuk itu, katanya, petugas sudah melakukan pendampingan kepada para peternak agar terus intensif melakukan penyemprotan disinfektan, baik di kandang, kendaraan maupun lainnya. "Dari jumlah tersebut, 3 ekor mati, 12 ekor dipotong paksa, 100 sembuh dan sisanya masih dilakukan pemantauan," ujarnya.
Rofiq mengatakan wabah PMK yang menyerang ternak di Kabupaten Kuningan, terdeteksi kali pertama di Desa Mandapajaya, Kecamatan Cilebak, dari sapi potong. Setelah itu wabah PMK makin meluas hingga ratusan ternak yang berada di daerah tersebut, khususnya sapi, terjangkit.
Menurutnya, penyebaran virus PMK sangat cepat, baik melalui udara, perantara sesama hewan, benda, manusia maupun lainnya. "Pertama kali kita temukan di sapi potong, yang diambil dari Pasar Ternak di daerah Tasikmalaya," katanya. (ant)