Pesan AKBP Andi Sinjaya Buat Mahasiswa Cegah Terjerumus Radikalisme
- Humas Polres
VIVA – Kepolisian Resor Situbondo menggelar sarasehan dalam rangka pencegahan paham radikalisme di lingkungan Kampus. Kegiatan digelar diaula Kampus Universitas Abdurachman Saleh jalan PB. Sudirman Situbondo.
Membuka acara sarasehan, Ketua Rektor Kampus UNARS Karnadi, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolres Situbondo atas diselenggarakannya sarasehan sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika serta Pencegahan Paham Radikalisme dilingkungan Kampus.Â
“Kami berharap semua pihak untuk terus berkomitmen dan bekerja sama secara nyata dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika “ kata Karnadi.
Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya mengatakan terkait radikalisme, tidak harus di sangkutkan pada agama, namun lebih ke pola pikir. Yakni menimbulkan gerakan yang arahnya pemaksaan dan kekerasan yang menimbulkan rasa trauma kepada masyarakat.
“Agama Islam adalah agama Rahmatan Lil’alamin sebagaimana yang diajaran Nabi Muhammad SAW dengan halus dan lembut. Hal ini bertolak belakang dengan pola pikir radikalisme yang memiliki pandangan sendiri dan mudah menyalahkan orang lain yang tidak sepaham, “ kata Andi Sinjaya.
Menurut mantan Kapolres Enrekang ini, banyak faktor paham radikalisme masuk ke kelompok mahasiswa salah satunya adalah media sosial. Dia mengatakan, hampir seluruh Mahasiswa atau generasi milineal pasti memiliki smartphone. Sehingga mudah menerima informasi dan kajian-kajian yang mengarah ke paham radikalisme.
Selain itu, mahasiswa dianggap memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mereka mau membuka diri terhadap berbagai informasi dan juga adanya pengaruh dari para alumni atau pengurus organisasi yang telah terpapar dan hal tersebut dibuat sebagai kesempatan di perguruan tinggi untuk mengembangkan paham radikal tersebut.
Sedangkan, upaya pencegahan dilakukan khususnya di lingkungan Kampus dengan regulasi perguruan tinggi bernuansa bela negara/cinta tanah air, kerjasama dengan Instansi Terkait atas pecegaham paham radikalisme di kampus, memberikan dukungan positif untuk organisasi kemahasiswaan yang menjadi kompetitif, meningkatkan intensitas, kuantitas, kualitas kegiatan mahasiswa untuk peningkatan kecintaan NKRI.
“Beberapa pelaku teror adalah hasil dari propaganda di dunia maya atau medsos, kelompok Radikal ini menggunakan dunia maya untuk menyebarkan berita-berita yang bernuansa provokasi, agitasi dan propaganda untuk menarik anggota baru khususnya kaum milenial sehingga lingkungan kampus harus bersih dari nilai-nilai negatif perusak keutuhan bangsa, kampus harus menjadi pilar pemersatu bangsa “ kata dia.
Â