Jubir Satgas COVID-19: Masih Ada Ancaman Munculnya Varian-varian Baru

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito berbicara dalam forum Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Badung, Bali, Jumat, 27 Mei 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Devi Nindy

VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa menjadi negara kepulauan yang besar, tidak menghalangi Indonesia untuk menang bersaing dengan negara tetangga guna menjadi yang terbaik menghadapi pandemi COVID-19.

Blak-blakan, Isaac Hayden Bantah Keturunan Malaysia, Gelandang Newcastle United Itu Sampai Bilang...

“Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi. Kita tetap mampu memanfaatkan dan menggerakkan seluruh komponen bangsa untuk tetap berkontribusi dalam menurunkan laju kasus COVID-19,” katanya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 per 2 Juni 2022 di Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, 3 Juni 2022.

Ia menuturkan, kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia terus melandai dan jumlah penambahan pada kasus positif hariannya konsisten selalu rendah bila dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga lainnya.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Bila dilihat dari persentase kasus aktif per totalnya, kumulatif kasus positif di Indonesia hanya 0,05 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam 11,44 persen, Singapura 6,01 persen, dan Filipina 0,07 persen.

Vaksinasi Covid-19 di Jawa Tengah

Photo :
  • Istimewa
Pemerintah Malaysia Setujui Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370, Ini Respons Keluarga Korban

Meskipun sudah menyelenggarakan banyak kegiatan berskala internasional, hal utama yang menyebabkan kenaikan kasus tidak terjadi secara signifikan adalah seluruh warga Indonesia bahu-membahu untuk disiplin dan patuh terhadap kebijakan ataupun protokol kesehatan yang telah diterapkan.

Menurut Wiku, dengan karakteristik negara yang terdiri atas berbagai pulau, suku, bangsa, dan karakter masyarakat yang berbeda-beda, bahkan sempat mengalami berbagai keterbatasan sumber daya dalam penanganan pandemi, Indonesia mampu bersatu menghadapi pandemi COVID-19.

Dengan demikian, katanya, negara bisa secara bertahap bertransisi memasuki fase endemi.

Namun, ujar dia, setiap pihak tidak boleh lengah dan berpuas hati. Selama Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi secara global, semuanya tetap harus terus disiplin melakukan protokol kesehatan, baik memakai masker, mencuci tangan, atau menjaga jarak, termasuk melakukan vaksinasi.

“Ada kemungkinan untuk di waktu yang akan datang terjadi kembali kenaikan kasus, terlebih masih ada ancaman munculnya varian-varian baru COVID-19. Selain mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan, upaya pencegahan juga penting dimaksimalkan dari segi vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat,” kata Wiku.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya