6 Fakta di Balik Rompi Biru KPK Penangkal Korupsi
- KPK
VIVA – KPK baru saja mengenalkan Rompi biru dalam kegiatan Bimbingan Teknis Dunia Usaha Anti Korupsi bersama PT PLN (Persero) di kantor pusat PLN. KPK menyebut rompi biru itu sebagai rompi antikorupsi.
Meski demikian, gagasan terkait rompi biru anti korupsi tersebut ternyata juga menuai banyak kritik dari beberapa pihak.
Apa yang mendasari KPK menerbitkan rompi biru itu? Apa pengaruhnya rompi berwarna biru itu untuk pemberantasan korupsi? Berikut VIVA telah merangkum dari banyak sumber terkait 6 fakta rompi biru anti korupsi yang digagas KPK.
1. Rompi biru diibaratkan jas hujan?
Melansir dari laman YouTube KPK RI, wakil ketua KPK Ghufron mengibaratkan rompi dengan warna biru itu sebagai jas hujan penangkal rompi oranye. Atau sebagai rompi penghalau tindakan korupsi.
"Mudah-mudahan ini seperti jas hujan, jas hujan dari penangkalnya rompi oranye," tutur Ghufron
2. Pemilihan warna biru
Pilihan warna biru dilatarbelakangi oleh komitmen PLN ‘Anti Pakai Rompi Orange’ yakni rompi tahanan KPK yang tertangkap basah terlibat dalam tindakan korupsi. Warna yang dianggap kontras dengan warna oranye ini menjadi pilihan guna mewujudkan symbol anti korupsi sesuai cita-cita KPK dan PLN.
3. Pemberian rompi pertama kali
Seperti diberitakan VIVA sebelumnya, Darmawan Prasodjo memandang pemberian rompi tersebut merupakan yang pertama kalinya. Dia berharap, agar rompi tersebut dapat menjadi kekuatan untuk memerangi tindak pidana korupsi di Tanah Air.
"Penyematan rompi ini adalah pertama kali yang dilakukan oleh KPK kepada dunia usaha, sehingga ini adalah awal yang baik, di mana perjalanan panjang untuk memerangi korupsi akan berjalan dengan lebih baik lagi." ungkap Darmawan.
4. Menuai kritik dari Abdillah Toha
Mantan Anggota DPR RI Daerah pemilihan Banten 2, Abdillah Toha menyuarakan kritik lewat akun twitter pribadinya, Toha menilai negeri lain mencegah korupsi dengan cara memperbaiki system pengawasan dan menghukum berat tersangka korupsi, tidak dengan membuat rompi.
“Kagum terhadap kreatlivitas KPK. Negeri lain tidak mampu berpikir sejauh itu. Mereka mencegah korupsi dengan memperbaiki sistem pengawasan dan menghukum berat koruptor. Kita dengan membuat rompi baru. Jenius.” Tulis pemilik akun twitter @AT_AbdillahToha, dikutip VIVA Kamis, 2 Juni 2022
5. Sindiran Novel Baswedan
Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan juga menunjukkan perhatiannya kepada peluncuran rompi biru itu, ia mengatakan jika rompi itu benar-benar dapat menangkal korupsi, maka KPK harus memproduksi rompi biru dalam jumlah banyak dan tidak perlu repot kerja.
"Wah KPK RI makin cerdas. Produksi rompi yang banyak, enggak perlu repot kerja," ujar Novel satire melalui akun Twitternya @nazaqistsha, dikutip VIVA, Kamis 2 Juni 2022
6. Kritik dari MAKI
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia juga turut memberikan kritik terhadap gagasan tersebut. Ketua MAKI Boyamin Saiman memandang bahwa gagasan rompi biru tersebut hanya berupa gimik. Bagi Bonyamin, rakyat butuh kerja nyata, bukan sekadar pencitraan.
"Rompi biru itu tidak perlu, berlebihan, sudah baik kok pura-pura dikasih bungkus baik. Hentikan gimik, narasi, atau ngeles seperti ini," kata Boyamin