Viral Jembatan Lapuk Masih Dipakai Penduduk di Tana Toraja
- tvOne/Joni Banne Tonapa (Toraja)
VIVA – Pembangunan infrastruktur yang digencarkan pemerintah pusat ternyata belum serta merta bisa dirasakan masyarakat di tanah air. Masih ada infrastruktur rusak yang dipakai jadi sarana utama warga untuk berkegiatan.
Salah satunya seperti yang terlihat di wilayah Lembang Sarapeang, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Ratusan pelajar harus ‘bertaruh nyawa’ melewati jembatan lapuk agar bisa sampai ke sekolah.
Aksi para pelajar melewati jembatan lapuk penghubung Keluruhan Rembon dengan Lembang Sarapeang, di Dusun Sarong itu viral di media sosial.
Video berdurasi 35 detik yang memperlihatkan para pelajar SMP di wilayah tersebut terpaksa menantang maut melewati jembatan lapuk yang sudah termakan usia.
Walau papan lantai jembatan sudah lapuk dan sebagian sudah ditambal dengan kayu bekas, jembatan ini masih saja digunakan warga, padahal kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Jaring pengaman yang ada di samping sudah rusak dan tali sling jembatan juga sudah terlihat berkarat akibat termakan usia.
Kurangnya perhatian dari pemerintah daerah, membuat warga hingga saat ini masih menggunakan jembatan tersebut. Sebab, jembatan yang berada di Dusun Sarong ini menjadi jalur utama penghubung Keluruhan yang setiap hari digunakan warga dan anak sekolah saat melakukan aktivitas.
Dibahas di Musrenbang, Tapi Perbaikan Tak Pernah Terealisasi
Piter Sule, salah satu dari sekian warga yang menggunakan jembatan gantung tersebut mengungkapkan, sejak lima belas tahun terakhir jembatan di Dusun Sarong tak pernah tersentuh pemerintah. Padahal di setiap pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang), masalah jembatan tersebut selalu disampaikan dalam rapat namun tidak pernah terealisasi.
“Sejak lima belas tahun terakhir jembatan ini tak pernah tersentuh pemerintah, padahal di setiap pelaksanaan Musrenbang selalu disampaikan dalam rapat namun tidak pernah terealisasi, harapan kami warga semoga jembatan ini segera diperbaiki, karena setiap hari dilalui ratusan warga dan pelajar,” ungkap Piter Sule, Penuh Harap.
Laporan: tvOne/Joni Banne Tonapa (Toraja)