Wapres Maruf Amin Berniat Bangun Universitas Syekh Nawawi Al Bantani

Wapres Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA – Wakil Presiden Ri Maruf Amin menyampaikan niatnya untuk membangun Universitas Syekh Nawawi Al-Bantani. Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya saat menghadiri Haul ke-129 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pondok Pesantren Tanara, Banten, Jumat, 27 Mei 2022, sebagaimana disaksikan secara daring di Jakarta.

Gibran Nyoblos di TPS 018 Manahan, KPPS Pastikan Tak Ada Perlakuan Khusus

Wapres mengatakan keteladanan Syekh Nawawi Al-Bantani, yang juga merupakan kakek buyutnya itu, perlu diteruskan. Dia mengatakan alasan mendirikan Pondok Pesantren Tanara salah satunya untuk mengenang dan meneladani Syekh Nawawi.

Wapres juga menyatakan telah mendirikan sekolah tinggi ilmu fikih yang mengajarkan urusan ekonomi.

Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presidennya Siap Hadapi Pemakzulan

"Tapi saya juga rencananya akan mendirikan Universitas Syekh Nawawi. Mudah-mudahan terlaksana dan tidak hanya (mengajarkan) agama tapi juga umum," kata Wapres.

Dia mengatakan pelajaran umum diperlukan, karena Allah SWT meminta umat memakmurkan bumi, dan untuk memakmurkan bumi seseorang harus memahami kuncinya.

Perseteruan hingga Ancaman Wapres Bunuh Presiden Filipina Diduga karena AS-China

"Harus ada ilmu-ilmu ekonomi, ilmu-ilmu yang menyangkut perindustrian, pertanian. Berarti ini termasuk kewajiban kita, bahkan ulama mengatakan 'memaksa kamu, memberi tanggung jawab kamu, untuk memakmurkan bumi'," jelas Wapres.

Wapres menekankan umat perlu memakmurkan bumi agar tidak meninggalkan generasi yang lemah dan hancur, layaknya yang terjadi pada Bani Israil.

"Kita tidak boleh meninggalkan generasi hancur, karena meninggalkan ibadah, mengikuti hawa nafsu. Jangan tinggalkan generasi lemah, lemah ekonomi, pendidikan. Nabi mengatakan orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah," jelas Wapres.

Oleh Karena itu, Wapres mengatakan keteladanan Syekh Nawawi perlu diteruskan, agar tidak meninggalkan anak dan cucu yang lemah.

"Beliau tidak mewariskan apa-apa kecuali ilmu, dan itu juga seperti yang dilakukan para nabi. Nabi tidak mewariskan uang, tidak dinar, tidak dirham, tapi mewariskan ilmu. Begitu juga ulama seperti Syekh Nawawi, itu beliau mewariskan ilmu, dan ilmu ini yang harus dikembangkan dan dilanjutkan, oleh kita dan oleh generasi akan datang," jelasnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya