Sempat Alami Sesak Napas, Ini 4 Fakta Seputar Buya Syafii Maarif

Buya Ahmad Syafii Maarif
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Kabar duka baru saja datang dari Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, yakni Haedar Nashir.  KH. Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif yang merupakan tokoh Muslim nasional dan ulama Indonesia  ini telah berpulang ke pangkuan Allah SWT pada Jumat ( 27/05/2022). 

"Inalillahi wainna ilaihi roojiuun ... Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Yahya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 di RS PKU Muhammadiyah Gamping," ungkap Haedar Nashir yang dilansir dari akun Twitter pribadinya @Haedarns, Jumat (27/05/2022).

Diketahui sebelum meninggal dunia, Buya Syafii Maarif memang pernah menjalani serangkaian perawatan di Rumah Sakit PKI Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta lantaran terkena serangan jantung.

Atas kepergiannya beliau, Ketua PP Muhammadiyah yakni Haedar Nashir mengucapakn doa agar tokoh cendekiawan Muslim Indonesia ini husnul khatimah.

"Semoga beliau husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di jannatun naim," tambahnya sembari berdoa.

Pada akun Twitter pribadinya, Ketua PP Muhammadiyah itu pun meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dibukakan pintu maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

"Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan do'a dari semuanya. Pemakaman dll informasinya menyusul, Haedar Nashir, PP Muhammdiyah," seru Haedar Nashir menutupi cuitannya.

Untuk mengenang beliau, berikut ini kami bagikan beberapa fakta seputar Buya Syafii Maarif yang bisa Anda simak di bawah ini;


1. Alami Sesak Napas Sebelum Meninggal

Mengalami sesak napas membuat beliau harus segera dilarikan ke rumah sakit pada (14/05/2002). Di mana kondisi sesak napas membuat mantan Ketua PP Muhammadiyah 
tidak nyaman untuk mengambil oksigen yang dibutuhkan tubuh. 

Seluruh tim dokter hanya bisa melakukan serta mengupayakan yang terbaik untuk kesembuhan Buya Ahmad Syafii Maarif.  Namun Allah berkehendak lain, beliau harus tutup usia di hari yang baik ini.

Diketahui pada (26/5/2022) malam Buya Syafii Maarif mengeluh sakit pada bagian dadanya hingga pada (27/5/2022) pukul 10.15 WIB mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menghembuskan napas terakhirnya di PKU Muhammadiyah Gamping.

2. Ditinggal Sang Ibu Sejak Kecil

Buya telah ditinggalkan oleh sang ibu kandung sejak usianya masih satu setengah tahun karena meninggal dunia. Kemudian dirinya tinggal bersama sang bibi yakni Bainah karena dititipkan oleh sang ayah.   

3. Meninggal Dunia di Usia 86 Tahun

Truk Tronton Tabrak Ruko di Semarang, Dua Orang Tewas

KH. Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif menghembuskan napas terakhir pada Jumat (27/05/2022/) di RS PKU Muhammadiyah, Gamping Yogyakarta. 

Tokoh yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah ini harus berpulang ke pangkuan Ilahi di usianya yang 86 tahun.

Raffi Ahmad dan Keluarga Berduka, Istri Piet Pagau Meninggal Dunia

Diketahui Buya Ahmad Syafii Maarif lahir pada 31 Mei 1935 di Sumatera Barat. 4 hari jelang hari bertambahnya usianya ke-87 tahun, Buya Ahmad Syafii Maarif tutup usia di usia 86 tahun setelah melakukan perawatan  di rumah sakit.

4. Pernah Tidak Mendapat Ijazah saat SD

1.403 Orang dan 9 Jenazah Korban Erupsi Gunung Lewotobi di NTT Berhasil Dievakuasi

Buya Syafii Maarif yang juga dikenal dengan nama Ahmad Syafii Maarif ini pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat atau setingkat SD di Sumpur Kudus, Sumatra Barat. Di sana beliau tidak hanya sekadar belajar di sekolah formal, semasa kecilnya ia juga belajar mengaji di sebuah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah.

Setelah menyelesaikan SR dan Mualimin, tokoh Muslim nasional kelahiran 31 Mei 1935 ini pun memutuskan untuk merantau ke Jawa di usianya yang pada saat itu baru menginjak 18 tahun. 

Namun, setibanya di Jogja, ia tidak bisa meneruskan sekolahnya ke Madrasah hingga akhirnya menjalani sekolah montir selama beberapa bulan. Dari situ, kemudian barulah ia berhasil masuk ke Muallimin setelah mengulang kuartal terakhir kelas tiga. 

5. Pernah Menjadi Pelayan Toko

Mungkin tidak banyak yang tahu, jika Buya Syafii dulu pernah melakukan pekerjaan serabutan mulai dari buruh, guru ngaji, pelayan toko, bahkan hingga menjadi redaktur Suara Muhammadiyah. Hal ini dilakukannya sembari mengisi waktu kuliahnya yang pada saat itu melanjutkan pendidikan ke Universitas Cokroaminoto di Surakarta.

6. Masa Hidupnya Ditemani Sang Istri

Buya Syafii Maarif menikah dengan istrinya Nurkhalifah pada 5 Februari 1965 silam. Sang istri telah menemani Buya dari segala pahit manisnya rumah tangga. Nurkhalifah dulunya diketahui adalah kembang desa dan berasal dari keluarga saudagar kaya. Sementara Buya hanya pria sederhana. Dari pernikahannya itu, Buya dan Nurkhalifaj memiliki seorang anak yakni Muhammad Hafiz, satu-satunya putra Buya yang masih hidup karena kedua anaknya yang lain meninggal saat kecil. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya