Klarifikasi Benny Harman yang Dituding Menampar Karyawan Restoran
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman, dilaporkan kepada Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, atas dugaan penganiayaan terhadap Ricardo Cendrawan, Manajer Operasional Restoran Mai Cenggo, Labuan Bajo.
Namun Benny membantah kabar bahwa dia melakukan tindakan tidak terpuji seperti yang dituduhkan pihak Mai Cenggo.
Dalam jumpa pers di Labuan Bajo, Kamis, 26 Mei 2022, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat hendak makan di restoran tersebut. Dia membeberkan kejadian yang dialami bersama istri dan anaknya ketika berada di Restoran Mai Cenggo.
"Kemarin, hari Selasa, 24 Mei 2022, saya bersama istri dan anak serta satu lagi saudara makan di Restoran Mai Cenggo sekitar jam 12.30 WITA. Setelah masuk restoran, kami langsung diarahkan ke lantai bawah di dalam ruangan VIP ber-AC. Kami sendiri memilih meja dari sekian meja yang ada, dan kami duduk dan tidak ada tulisan atau pemberitahuan apapun dari pihak resto bahwa meja yang kami duduk sudah di-booking atau reservasi," ujarnya.
"Kami langsung duduk dan pesan makan. Setelah 15 menit duduk menunggu, kami pesan ikan gurame, ayam bakar, dan lain-lain, dan juga minuman yang ditawarkan. Petugas restoran mencatat apa yang kami pesan dan diberitahukan kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani."
Namun pada saat sedang menunggu menu yang dipesan, Benny diminta untuk pindah ke meja lain di ruangan lain dengan alasan meja yang ditempatinya telah dipesan oleh tamu lain.
Benny merasa dipermainkan dan diremehkan oleh petugas restoran itu. Dia menduga karena dia berpenampilan lusuh dengan celana pendek, padahal sehabis berkebun. "Karena merasa diperlakukan secara tidak wajar, kami bermaksud bertemu dengan manajer resto atau pemilik resto. Kami beritahu karyawan yang melayani untuk beritahu manajer atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham," ujarnya.
Karena lama menunggu, Benny mendatangi lagi front desk dan meminta agar dia diantar ke ruang manajer atau pemilik resto. Namun dari petugas front desk itu dia menerima informasi bahwa tamu yang dibilang telah memesan tempat VIP lebih dahulu ternyata mereservasi melelalui telepon setelah Benny sekeluarga datang.
"Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena. Pada saat bertemu di ruangan, kami menyampaikan rasa kecewa kami atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi atas diri kami. Kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab atas diri kami. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yang terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu," ujar Benny.
Amarah Benny muncul karena merasa dipermainkan. Benny yang tadinya diminta menunggu bila ingin bertemu dengan manajer tapi akhirnya malah dikabari bahwa manajer restoran tersebut sedang berada Denpasar, Bali.
Benny lalu mendesak karyawan yang menyuruhnya pindah meja untuk memberi penjelasan setelah Benny mengetahui ternyata pemesan melakukan reservasi setelah Benny sudah menempati ruang makan VIP itu.
"Saya tanya kepada karyawan, siapa yang suruh kamu mengeluarkan kami dari ruangan dan alasan apa. Yang bersangkutan tidak jawab. Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun," katanya.
"Saya juga meminta ibu yang duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang. Kalau sudah ada meja yang dipesan hendaknya diberitahu kepada tamu-tamu yang datang atau ditulis di mejanya sebelum tamu-tamu duduk dan hendaknya tamu yang sudah datang terlebih dahulu ke tempat didahulukan daripada tamu yang reservasi belakangan," ujar Benny dalam jumpa pers.
Benny berkata, apa yang dia lakukan adalah peringatan kepada semua pemilik resto agar bersikap santun kepada semua pengunjung karena Labuan Bajo telah menjadi destinasi pariwisata super premium.
Manajemen resto minta maaf
Setelah kejadian itu dan sebelum pulang, manajemen restoran menyatakan bersalah dan meminta maaf. "Pihak restoran yang diwakili oleh Ibu Kiki dan Rikardo selaku karyawan yang mengusir kami telah menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan mereka. Setelah itu kami lalu pulang dengan penuh kecewa dan mencari makanan di resto yang lain," katanya.
Setelah mendengar kabar bahwa dia dilaporkan oleh manajemen Mai Cenggo kepada polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan, Benny berniat melapor balik manajemen restoran Mai Cenggo karena menyebarkan berita bohong kepada masyarakat.
"Saya dituduh melakukan kekerasan berkali-kali menampar tiga kali terhadap karyawan Resto Mai Cenggo. Kekerasan apa yang saya lakukan? Bukankah pihak Manager Resto Mai Cenggo yang sebenarnya telah melakukan kekerasan perlakuan terhadap kami?" Benny berkilah.
"Pihak kami akan mengajukan laporan polisi atas perbuatan tidak menyenangkan yang kami terima dan juga melaporkan ke polisi pencemaran nama baik, hoaks, dan menyebarkan informasi sesat kepada publik," katanya.
Jo Kenaru/Manggarai Barat