Gelaran GPDRR di Bali Tak Gunakan Sistem Travel Bubble, Ini Sebabnya

Gelaran Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali
Sumber :
  • VIVA/Ni Putu Putri Muliantari

VIVA – Sistem travel bubble akhirnya tidak digunakan dalam penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.

AirAsia Launches Affordable Flights from Bali to Cairns

Konferensi tingkat tinggi yang membahas penanggulangan risiko bencana ini diselenggarakan terbuka, namun dengan protokol kesehatan (prokes) dan pengawasan ketat.

Sejak resmi dibuka oleh Presiden Jokowi, pada hari Rabu, 25 Mei 2022 siang tadi, terlihat para delegasi tetap mengikuti kegiatan dengan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan melakukan uji PCR.

WNA Rusia Ngaku Dideportasi dari Bali usai Bantu Polisi Tangkap Mafia Narkoba: Ini Tidak Wajar

Kepala BNPB, Suharyanto, saat dijumpai usai simulasi tsunami pada hari Selasa, 24 Mei 2022 kemarin menjelaskan aturan yang kini berlaku pasca tak lagi mengacu pada travel bubble.

"Pelaksanaan kali ini tidak menggunakan sistem bubble, tapi tetap menegakkan prokes secara ketat. Para delegasi yang datang ke Bali juga melaksanakan PCR dari panitia, sebelum pembukaan dipastikan seluruh peserta yang masuk dalam kondisi negatif," tutur Suharyanto.

Cuaca Ekstrem di Bali Akibatkan 1 Orang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Pantai Mertasari

Keleluasaan ini dapat diterapkan berkat izin dari Presiden Jokowi. Awalnya, gelaran GPDRR ke 7 yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali akan menggunakan sistem travel bubble. Namun, berkaca dari kondisi pasca libur Lebaran Idul Fitri 2022, tak ada masalah yang muncul.

Saat ini Bali memiliki kasus Covid-19 harian di rentang jumlah 10-15 kasus, dengan penambahan kasus sembuh lebih banyak. Kemudian beberapa waktu juga terlihat kasus meninggal dunia yang nihil.

"Vaksinasinya juga sangat tinggi, pertama di atas 100 persen, kedua 96,7 persen dan yang booster diatas 60 persen. Kondisi ini membuat kami sebagai penyelenggara mengajukan saran ke Presiden," sambung Kepala BPBD.

Lebih dalam, tujuan dari peniadaan travel bubble di GPDRR Bali adalah untuk memberikan kepercayaan terhadap dunia internasional.

Indonesia dalam hal ini ingin menunjukkan bahwa selama 2 tahun penanganan Covid-19, telah terbukti baik.

Meskipun saat ini tak ada sistem travel bubble, petugas khusus akan sedapat mungkin mencegah kerumunan di lokasi acara.

Baca juga: PBB Puji Indonesia Berhasil Kendalikan COVID-19

Posko terpadu Nataru  di terminal kedatangan Bandara I Gusti Ngurah Rai

Bandara I Gusti Ngurah Rai Buka Posko Terpadu Monitoring Angkutan Natal dan Tahun Baru

Pada periode Natal dan tahun baru ini diprediksi bandara akan dipadati 1,3 juta penumpang.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024