BMKG Sebut Kota Semarang Paling Parah Terdampak Banjir Rob
- tvOne/Didiet Cordiaz
VIVA – BMKG Meteorologi Maritim Klas II Semarang menyebutkan Kota Semarang terdampak cukup parah dari banjir rob karena adanya tanggul yang jebol tidak kuat menahan gelombang tinggi. Sedangkan beberapa wilayah lainnya, hanya mengalami air pasang dalam batas normal.
Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Maritim Klas II Semarang Retno Widyaningsih mengatakan berdasarkan data yang diperoleh menyebutkan, dari wilayah Kabupaten Brebes sampai Rembang semua terdampak banjir rob dan air pasang.
Namun, yang paling parah berada di Kota Semarang dan untuk di Kota Pekalongan serta Kabupaten Kendal dan Demak tidak terlalu parah.
Retno menjelaskan, fenomena banjir rob yang terjadi di wilayah Kabupaten Brebes sampai Rembang itu juga dipicu jarak antara bumi dan bulan cukup dekat. Sehingga, gravitasi dari bulan memengaruhi permukaan air laut dan terjadi pasang. Selain itu, mendekati akhir bulan Syawal juga biasanya diikuti dengan air pasang yang tinggi.
Menurutnya, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir diimbau tetap waspada dan memantau perkembangan terkini terkait air pasang atau gelombang laut yang dikeluarkan BMKG.
"Pada fase tanggal 19-25 Mei, itu adalah fase pasang tertinggi. Pasang itu perkiraannya 1,1 meter, tapi pada waktu yang bersamaan di pesisir utara Jawa Tengah itu terindikasi gelombang dengan ketinggian sedang antara 1,25 sampai dengan 2,5 meter. Kami sudah mengeluarkan peringatan dini, baik berupa banjir pesisir maupun banjir rob. Untuk banjir pesisir berlaku sampai hari ini, dan untuk gelombang tinggi peringatan dini sampai besok," kata Retno.
Lebih lanjut Retno menjelaskan, banjir pesisir dan gelombang tinggi masih terjadi sampai 25 Mei 2022 tetapi tidak bisa diperkiraan dampaknya. Sebab, banjir rob yang terjadi di Kota Semarang juga dipicu karena jebolnya tanggul di wilayah Kelurahan Tambak Mulyo di wilayah kawasan Lamicitra.
"Memang kasus kemarin sore itu sudah pasangnya tinggi, disertai gelombang tinggi dan ada kasus tanggul jebol," pungkasnya.
Laporan: Didiet Cordiaz/tvOne Semarang