Berawal Kaum Intelektual, Ini 5 Fakta Hari Kebangkitan Nasional

Budi Utomo, salah satu organisasi masa pergerakan yang bertujuan memimpin kebangkitan masyarakat pribumi melalui pemikiran-pemikiran era pencerahan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Setiap tanggal 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau yang disingkat menjadi Harkitnas. Pada tahun 2022, Harkitnas yang ke-114 ini mengusung tema ‘Ayo Bangkit Bersama!’

Pidato Perdana di MPR, Muzani Minta Pemerintah Gunakan Pengaruh Tekan Konflik Timur Tengah

Tema tersebut dipilih bertujuan untuk menyerukan kebangkitan bersama bangsa Indonesia setelah berjuang menghadapi pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama dua tahun lebih.

Selain itu, Harkitnas merupakan momentum untuk bangkit bersama dari berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia belakangan ini. Tak luput juga untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan di masa lalu.

Pimpinan MPR Ingatkan Prabowo soal Utang RI untuk Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Hari Kebangkitan Nasional jatuh pada tanggal 20 Mei karena tanggal ini merupakan berdirinya sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo pada tahun 1908. Berikut 5 fakta di balik Hari Kebangkitan Nasional yang dihimpun VIVA dari berbagai sumber.

Semakin banyak kaum intelektual

Menlu Retno: Jangan Tinggalkan Palestina Sendirian di Tengah Hak-hak Mereka Dirampas

Sebelum berdirinya Budi Utomo, pada paruh pertama abad ke-20 mulai terlihat beberapa faktor yang mendorong bangsa Indonesia untuk bangkit. Kondisi ini disebabkan oleh semakin banyaknya kaum intelektual yang muncul untuk memimpin gerakan. Selain itu, bangsa Indonesia juga ingin mengakhiri penderitaan berkepanjangan dari penjajahan dan merasakan kejayaan seperti saat era Kerajaan Sriwijaya serta Majapahit.

Dipengaruhi oleh pendidikan dari Eropa dan Amerika

Pendidikan dari Eropa dan Amerika membawa ide-ide politik tentang kebebasan dan demokrasi. Oleh sebab itu, penduduk Indonesia yang mendapatkan pendidikan mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.

Berdirinya Budi Utomo sebagai gerakan awal kebangkitan

Pada 20 Mei 1908, sekumpulan mahasiswa yang terdiri dari dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, R.T. Ario Tirtokusumo, serta beberapa mahasiswa lain mendirikan Budi Utomo yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Meskipun dibentuk demi memperjuangkan kemerdekaan, organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, budaya, tanpa ada unsur politik. Awalnya organisasi ini dibuat untuk membantu orang-orang pribumi berprestasi yang ingin bersekolah namun terhambat masalah biaya.

Seiring berjalannya waktu, tujuan Budi Utomo semakin meluas. Tak hanya memajukan pendidikan namun mereka juga ingin meningkatkan sektor pertanian, industri, dan menghidupkan kemajuaan kebudayaan.

Muncul berbagai organisasi dan partai kebangkitan nasional

Pasca Budi Utomo lahir, terbentuklah organisasi serta partai lain untuk mendukung bangkitnya bangsa Indonesia. Beberapa organisasi dan partai yang berdiri setelah Budi Utomo antara lain Partai Indische Partij, Komite Bumi Poetra, Partai Komunis Indonesia, serta Partai Nasional Indonesia. 

Berkaitan dengan Hari Sumpah Pemuda

Berpuluh-puluh tahun selepas berdirinya Budi Utomo, bangsa Indonesia terus memperjuangkan kemerdekaan. Para pelajar Indonesia lalu mengadakan Kongres Pemuda sebanyak 2 kali. Kongres Pemuda I berlangsung pada tahun 1926. Pertemuan pertama menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda dari bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

Sementara dalam Kongres Pemuda II pada 27 dan 28 Oktober 1928, tercipta tiga tujuan utama yang dikenal dengan tujuan Sumpah Pemuda. Tiga tujuan tersebut yakni melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda Indonesia, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, serta memperkuat kesadaran kebangsaan Indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya