Penjualan Daging Sapi di Semarang Tak Terpengaruh Penyakit Mulut-Kuku

Pedagang daging di Pasar Rasamala Banyumanik Semarang.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/ tvOne.

VIVA - Masalah penyakit mulut dan kuku yang ditemukan pada sejumlah ternak di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah, tidak berpengaruh pada penjualan daging sapi di Kota Semarang. Menurut pedagang di sentra daging Jalan Banteng dan Pasar Rasamala Banyumanik, hingga kini penjualan tetap stabil.

Mudah Banget! Ini Cara Merebus Daging Sapi Empuk yang Wajib Kamu Coba

Ilustrasi pedagang daging sapi

Photo :
  • VIVA.co.id

Muncul Setiap Tahun

Shopee Ungkap Penjualan Produk UMKM Brand Lokal Naik 7 Kali Lipat pada Momen Ini

Menurut Ashuri (40), pedagang daging, masalah penyakit mulut dan kuku itu tiap tahun selalu muncul dan seperti menjadi isu rutin. Tapi selama semua proses pengecekan, dari sapi yang datang hingga proses pemotongan dilakukan secara ketat maka hal itu tak perlu dikhawatirkan.

"Ini kan saya beli langsung di pemotongan resmi di Kabluk dan Penggaron Semarang. Di situ semua diawasi ketat, ada dokter hewannya juga. Maka selama semua berjalan dengan baik ya nggak perlu khawatir, dan buktinya sampai sekarang penjualan tetap stabil tak ada pengaruhnya," kata Ashuri yang membuka depot daging di Pasar Rasamala, Kamis, 12 Mei 2022.

Penjualan Turun Menjelang Akhir Tahun, Ini Mobil Daihatsu yang Paling Dicari

Harga Sedikit Turun

Terkait harga, lanjut Ashuri, memang sedikit turun tapi itu bukan karena isu penyakit mulut dan kuku. Menurutnya, turunnya harga daging saat ini karena memang polanya seperti itu setelah lebaran.

"Kan waktu lebaran itu naik tinggi sampai 150 ribu per kilo karena permintaan meningkat. Sekarang turun jadi 135 ribu per kilo karena konsumsi daging juga turun. Dan harga 135 ribu itu juga masih tinggi lho, karena harga normal sebelum jelang lebaran itu antara 120 hingga 125 ribu per kilo," katanya.

Tetap Laris

Hal yang sama diungkapkan oleh Asih (35), pedagang grosir di sentra pemotongan daging sapi Jalan Banteng Semarang. Ia malah mengaku tidak tahu ada isu soal penyakit mulut dan kuku. Yang pasti, penjualan daging di tempatnya tetap laris.

"Lha saya malah ndak tahu ada masalah mulut dan kuku itu. Anteng-anteng saja kok. Harga juga sekarang sudah stabil lagi setelah lebaran kemarin naik. Penjualan juga sama tetap laris," kata Asih yang juga melayani penggilingan daging untuk bakso tersebut.

Sebelumnya, ribuan sapi di Jawa Timur terinfeksi penyakit mulut dan kuku dalam sepekan ini. Informasi ditemukannya kasus penyakit mulut dan kuku juga dilaporkan di Boyalali dan Banyumas Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menginstruksikan menginstruksikan kepada jajarannya untuk siaga di wilayah perbatasan Jateng-Jatim, dan mengisolasi hewan ternak dari Jawa Timur.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya