Nyaris 50 Persen Masyarakat Abai Prokes saat Mudik, Terbanyak di Resto

Swab Tes Pemudik yang Balik ke Jakarta (ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/ Andrew Tito

VIVA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa jumlah pemudik yang terkena teguran akibat abai dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) pencegahan penularan virus corona naik dua kali lipat saat libur mudik 2022.

Prediksi Mobilitas Pemudik Nataru: 9,2 Juta Orang Diperkirakan Akan Masuk ke Sumut

“Terjadi kenaikan jumlah orang yang dipantau dan ditegur di tempat wisata, itu sebesar lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia Per 10 Mei 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, 10 Mei 2022.

Wiku menuturkan, bila melihat data pemantauan protokol kesehatan pada masa menjelang cuti bersama pada 24-30 April 2022 hingga Idul Fitri tanggal 1-7 Mei 2022, angka kepatuhan selama pelaksanaan cuti bersama dari 27 provinsi terpantau sebanyak 49,5 persen tidak patuh memakai masker.

Cara Daftar Mudik Gratis Kemenhub Nataru 2024: Tempat Terbatas, Buruan Cek!

Ilustrasi arus mudik

Photo :
  • vstory

Pelanggaran itu banyak terjadi di sekitar area restoran atau kedai makanan. Sedangkan pada area permukiman ada sebesar 22,1 persen masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

Nataru, Menhub Siapkan 3.500 Kuota Mudik Gratis Jalur Darat dan 29.972 Tiket Kapal

Kemudian persentase mobilitas masyarakat yang keluar rumah pada saat libur Lebaran tahun 2022 mencapai 48,1 persen dan mobilitas dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya menyentuh 3,64 persen.

“Terjadinya peningkatan mobilitas yang cukup tinggi sebesar 44,46 persen yang tinggi pada saat Lebaran tahun ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatnya indeks belanja mandiri sebesar 31 persen,” ucap Wiku.

Menurut Wiku, kini Indonesia memang sudah tidak lagi masuk dalam kondisi kedaruratan penanganan COVID-19 dan sedang menuju ke fase endemi. Namun, tingginya mobilitas masyarakat berbarengan pula dengan penurunan jumlah orang yang dites COVID-19.

Hal itu menyebabkan setiap pihak harus terus meningkatkan kewaspadaan agar tidak ada pihak yang tertular maupun menularkan virus antarsesama. Wiku menekankan penularan COVID-19 tidak pernah mengenal batas suatu wilayah, namun bukan berarti tidak bisa diantisipasi sama sekali.

Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan segera melakukan pemeriksaan apabila merasakan gejala COVID-19 seperti batuk, pilek dan demam setelah mengikuti mudik dan melindungi diri dengan disiplin protokol kesehatan termasuk mengikuti vaksinasi hingga mendapatkan dosis penguat (booster).

“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak yang relatif aman dan mencuci tangan. Hal itu masih sangat diperlukan pasca Lebaran ini untuk meminimalisir efek bola pimpong penularan COVID-19,” ujar dia. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya