Kepala BNPT: KKB Papua Kini Generasi Ketiga, Mobilitas Lebih Tinggi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kerap berbuat onar di sejumlah daerah di Papua akhir-akhir ini sedang mengalami proses regenerasi dari generasi tua ke generasi yang lebih muda.
Sebagian di antara mereka, terutama sejumlah orang yang diidentifikasi sebagai pemimpin kelompok, merupakan generasi ketiga atau anak-anak dari dedengkot kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, dalam wawancara eksklusif dengan The Interview, di Jakarta, Kamis, 28 April 2022.
"Mereka sedang pada taraf memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan kekerasan, meneruskan tradisi yang dilakukan para pendahulunya--orangtuanya, kakeknya," ujarnya.
Aparat keamanan, pasukan gabungan dalam Satgas Damai Cartenz maupun petugas reguler, katanya, menghadapi kelompok itu dengan kesiapsiagaan tinggi karena mereka, selain masih muda, juga militan. "Ini yang memerlukan kesiapan lebih tinggi, karena mereka mobilitas lebih tinggi."
Alasan mereka melakukan teror bahkan tanpa pandang bulu, tidak hanya kepada aparat melainkan juga kepada warga sipil, menurut Boy, dilatarbelakangai pemahaman motif dan ideologi politik yang kuat, yakni tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan ingin merdeka. Atas dasar itu, katanya, "segala sesuatunya, jika dinilai menguntungkan mereka, maka mereka akan lakukan itu", termasuk melakukan aksi-aksi kekerasan.
"Jadi," mantan kepala Divisi Humas Mabes Polri itu menyimpulkan, "[karena] dorongan ideologi yang kuat itu, karakter mereka itu adalah karakter teror; karakter kejahatan yang extraordinary (luar biasa), yang berbeda dengan kejahatan konvensional."
KKB, di mana pun wilayah operasi mereka, Boy menegaskan, menganggap diri sedang melawan musuh besar, yaitu negara. Serupa dengan kelompok militan teroris yang menggunakan pemahaman agama sebagai basis pemikiran mereka dan menganggap aparat pemerintah sebagai tagut dan zalim, KKB pun menganggap polisi dan tentara sebagai musuh.