Mengetahui Sejarah Banser NU yang Jadi Sorotan Publik

Ilustrasi anggota Banser
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aji Styawan

VIVA – Baru-baru ini sedang viral seorang anggota Banser NU yakni Muhammad Afifudin yang diduga melecehkan Tsamara Amany, seorang politikus perempuan eks Partai Solidaritas Indonesia.

Namun kegaduhan yang membuatnya viral tersebut ditampis oleh Afifudin yang membuat klarifikasi bhawa foto yang beredar dari akun Twitter yang beratasnamakan @GusNadjb bukanlah akun miliknya pada Sabtu, 23 April 2022 kemarin. 

Hal tersebut membuat nama Banser menjadi cukup banyak diperbincangkan publik dan menarik perhatian serta orang-orang yang penasaran dengan Banser. Lantas, apa itu Banser NU dan bagaimana sejarah Banser? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Sejarah Banser

Banser NU merupakan singkatan dari Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama sebagai lembaga semi-otonom dari Gerakan Pemuda Ansor, organisasi pemuda NU. Melansir dari NU Online, banser NU ini didirikan pada 1930 setelah berdirinya NU. 

Penampilan Banser yang dikenal publik adalah barisan pemuda yang mengenakan pakaian, sepatu, topi hingga atribut-atribut pendukung lainnya yang mirip seperti pasukan militer. Fungsi dari Banser sendiri juga hampir sama seperti tugas seorang polisi, yakni mengatur lalu lintas dan mengamankan jalannya sebuah acara serta menjadi tenaga relawan sebagai seorang yang turut membantu, misalnya dalam peristiwa seperti bencana alam.

Banser NU ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan keamanan pada para NU dalam kegiatan-kegiatan yang digelar. Selain itu, Banser NU juga diyakini karena pada saat itu persaingan politik semakin memanas, baik itu yang di tingkat nasional dan regional maupun di tingkat internasional.  

Dalam tingkat nasional dan regional seperti konflik antar-partai yang melibatkan NU sebagai salah satu partai, semakin tajam dan keras. Kemudian dalam tingkat internasional Indonesia yang terlibat konfrontasi dengan Malaysia yang melahirkan program politik Ganyang Malaysia.

Sejarah Bisnis Ferrari: Dari Lintasan Balap hingga Menjadi Legenda Otomotif

Banser semakin diketahui setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dalam penangkapan dan penumpasan para aktivis PKI dan berbagai onderbouw-nya, Banser diyakini juga turut berperan, terutama di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat.  

Tajamnya Konflik kepentingan dan ideologi yang terjadi di antara kalangan kiri yang diwakili oleh PKI dan golongan kanan yang diwakili oleh partai-partai nasionalis dan keagamaan, termasuk NU menjadi pendahulunya di dalam sistem politik kepartaian yang liberal. Apalagi terjadinya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang mempengaruhi dan membuat konfliknya semakin menghangat di dalam panggung politik internasional . 

Forum G20 di Brasil, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

Sementara Banser diyakini sudah berdiri jauh sebelum tahun 1960-an oleh sumber lain. Pada saat itu Gerakan Pemuda Ansor atau Ansor Nahdlatul Ulama (ANU) mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang sebutannya adalah Barisan Ansor Nahdlatul Ulama (BANU) dalam alam Kongres Ke-2 pada 1937 di Malang, Jawa Timur.

Lampu hijau pun diberikan kepada BANU dengan pengakuan NU pada Muktamar Ke-14 di Magelang, Jawa Tengah. NU juga bahkan telah mengesahkan AD/ART BANU, seragam, mars resmi Al-Iqdam, atribut-atribut serta diperbolehkan memainkan terompet dan genderang pada Muktamar NU ke-15 di Surabaya. NAH, BANU inilah yang diyakini menjadi cikal-bakal dari Banser NU tersebut.

Lagi Silaturahmi ke Pesantren di Riau, Presidium PO dan MLB NU Dapat Intimidasi

BANU dirikan sebagai respons terhadap berbagai organisasi kepanduan yang saat itu muncul. Titikberat dari BANU sendiri yakni aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air. Jika ANU sebagai organisasi pemuda, maka BANU merupakan organisasi kepanduan. 

Kegiatan dari BANU antara lain seperti pendidikan baris-berbaris, latihan lompat dan lari, latihan angkat-mengangkat, latihan ikat-mengikat (pioneer), Fluit Tanzim (belajar kode atau isyarat suara), isyarat dengan bendera (morse), perkampungan dan perkemahan, belajar menolong kecelakaan (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau PPPK), musabaqoh fil Kholi (pacuan kuda) dan muromat (melempar lembing dan cakram).

Ketika Indonesia tengah diduduki oleh Jepang pada 1942 lalu, banyak anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser yang direkrut dalam pelatihan militer. Laskar Hizbullah, laskar penting dalam perang kemerdekaan diisi oleh banyak anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser. 

Saat ini Banser berperan dalam penjagaan, pengaturan dan pengamanan segala acara-acara yang digelar NU dan organisasi-organisasi afiliasi lainnya. Peran Banser juga tak hanya untuk NU saja, melainkan juga terlibat dalam penjagaan, pengaturan dan pengamanan acara-acara keagamaan dan sosial di luar NU. Kehadiran Banser bisa diterima secara umum karena memang aparat kepolisian dengan rasio jumlah penduduk di Indonesia diakui masih kurang dan terbatas. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya