BMKG Rukyatul Hilal Syawal pada 1 Mei 2022, Begini Skemanya

Tim Pemantau Hilal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan pemantauan di Dermaga Hati, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Senin 12 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Abdu Faisal

VIVA – Bulan Syawal adalah bulan yang sangat ditunggu oleh umat Islam, karena setelah berpuasa sebulan penuh, umat Islam akan merayakan kemenangannya dari menahan hawa nafsu, makan minum dan perbuatan tercela lainnya. 

Prakiraan Cuaca Sebagian Kota di Jawa: Jakarta hingga Bandung Berpotensi Hujan Petir

Syawal adalah bulan kesepuluh dari total 12 bulan dalam kalender Hijriah yang berdasarkan peredaran bulan mengelilingi Bumi dan Bulan bersama-sama dengan Bumi mengelilingi Matahari. 

Untuk menyambut kedatangan bulan Syawal 1443 H, BMKG telah mempersiapkan layanan informasi berupa data-data hisab hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan Kementerian Agama, ormas-ormas Islam dan berbagai elemen masyarakat. 

Fenomena Aneh Benda Putih Mengambang dari Langit di Kalteng, Begini Penjelasan BMKG

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengamatan posisi bulan dan matahari merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi BMKG yang dapat digunakan untuk penentuan waktu. 

Mengingat perubahan posisi kedua benda langit ini dapat diprediksi, BMKG menginformasikan posisi keduanya sebelum terjadi, berdasarkan hisab (perhitungan). 

Waspada! BMKG Prediksi Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Selasa 12 November 2024

Untuk memverifikasi keakuratan prediksi (hisab), BMKG melaksanakan pengamatan/observasi (rukyat) Hilal setiap awal bulan Hijriyah (minimal 12 kali dalam satu tahun) dengan mekanisme pengamatan adalah menggunakan teleskop,teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi. 

"Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk barat," kata Rahmat Triyono di Jakarta, Jumat, 22 April 2022. 

Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan secara online ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal 

Rencana pengamatan hilal 

Dalam rangka penentuan awal bulan Syawal 1443 H (2022 M), BMKG akan melaksanakan Rukyat Hilal pada hari Ahad, 1 Mei 2021 oleh 34 tim di 31 lokasi yang tersebar di Indonesia. 

Diantaranya yaitu di: Aceh Besar, Deli Serdang, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang (3 tim), Pandeglang, Tangerang, Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar (2 tim), Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura (2 tim). 

Data Perhitungan (Hisab) Hilal Awal Syawal 1443 H (1 Mei 2022 M)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Photo :
  • BMKG

Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT. 

Menurutnya, terbenam matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh). Tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57 derajat di Sabang (Aceh). 

Kemudian, elongasi saat matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88 derajat di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35 derajat di Sabang (Aceh). Umur bulan saat matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh). 

Lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh). 
Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 persen di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 persen di Sabang (Aceh). 

"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan rukyat hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan," katannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya