Mahfud MD Sanjung Muhammadiyah Punya Saham Besar di Indonesia
- Instagram Mahfud MD @mohmahfudmd
VIVA - Muhammadiyah memiliki peran sangat besar dalam eksistensi Indonesia. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD.
Peran Sangat Besar Bagi Pembangunan Negeri
“Muhammadiyah ini memiliki peran sangat besar bagi pembangunan negeri ini, sejak dari ide membangun kesadaran negara untuk merdeka, kemudian mewujudkan negara merdeka melalui lembaga-lembaga resmi di BPUPK dan PPPK bahkan di Piagam Jakarta perannya sangat besar,” ujarnya.
Dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah bertajuk 'Menjaga Kedaulatan NKRI', Kamis, 21 April 2022, di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Mahfud juga menyebut Muhammadiyah banyak berperan di masa awal Republik dengan menyebarkan kader-kadernya masuk dalam berbagai posisi penting di pemerintahan dan masyarakat.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Lebaran Idul Fitri Senin 2 Mei 2022
Dari Presiden Soekarno Sampai Kahar Muzakir
Daftar tokoh Muhammadiyah yang aktif di bidang politik seperti Presiden Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Kahar Muzakir dan lain sebagainya pada masa itu adalah bukti nyata peran Muhammadiyah membangun Republik Indonesia.
Mahfud menambahkan usaha Muhammadiyah membangun kesadaran merdeka bagi bangsa Indonesia tergambar dari lirik lagu Mars Muhammadiyah, Sang Surya.
“Artinya matahari terbit, matahari kemerdekaan harus kita bangunkan. Ini abad sudah masuk ke dalam abad baru dan kita harus segera merdeka karena menurut agama, kalau umat tidak punya negara yang merdeka, maka tidak bisa disebut sebagai hamba Allah yang baik,” kata Mahfud.
“Jadi mulai dari ide sampai mendirikan negara Indonesia merdeka, Muhammadiyah ini sudah ikut aktif membangun kesadaran masyarakat untuk membangun negara ini,” lanjutnya.
Dorong Muhammadiyah Terus Berkiprah
Oleh karena itu, Mahfud mendorong Muhammadiyah terus berkiprah membangun bangsa. Apalagi Muhammadiyah dan umat Islam di negeri ini memiliki saham yang besar dalam berdirinya negara Indonesia.
“Sehingga kalau ada umat Islam yang menolak adanya negara Indonesia, maka Indonesia tidak akan pernah ada. Tapi justru umat Islam masuk dalam al-ahli atau perjanjian, dan al-mitsaq atau kesepakatan,” ujarnya.