Unik, Masjid dan Gereja di Solo Nomor Alamatnya Sama
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Dua bangunan tempat ibadah yang berbeda keyakinan itu saling berdampingan. Masing-masing simbol identitas agama antara Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan menjulang di puncak bangunan.
Saking harmonisnya dua tempat ibadah itu juga memiliki nomor alamat yang sama di Jalan Gatot Subroto Nomor 222 Kratonan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah. Kerukunan antara dua tempat ibadah ikut menular ke masing-masing pemeluknya.
Momen rangkaian tri hari suci Paskah pun dirayakan penuh dengan toleransi di GKJ Joyodiningratan yang berbarengan dengan bulan Ramadhan. Ibadah Jumat Agung digelar selama dua kali, pada pukul 16.00 dan 18.30 WIB.
Saat ibadah Jumat Agung yang digelar pada malam hari hampir berdekatan dengan jadwal salat isya dan tarawih. Untuk menghormati jemaah muslim yang beribadah di Masjid Al Hikmah, volume suara ibadah Jumat Agung dikecilkan.
Takmir Masjid Al Hikmah juga meniadakan bacaan ayat suci Alquran sebelum azan magrib dan isya untuk menghargai umat Kristiani yang sedang melaksanakan ibadah Jumat Agung. Azan tetap berkumandang melalui pelantang suara tapi dengan volume rendah.
“Kita sudah sepakat dari dulu, jadi seluruh pengurus, ketika ada kesamaan dalam melaksanakan ibadah dan keyakinannya, masing-masing maka kita harus selalu memahami,” kata Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Nasir Abu Bakar, saat ditemui di Masjid Al Hikmah, Jumat malam, 14 April 2022.
Lantas pada momen rangkaian tri hari suci Paskah seperi ibadah Jumat Agung, katanya, takmir masjid memutuskan untuk meniadakan bacaan ayat suci Alquran. Namun azan tetap dikumandangkan dengan pelantang suara masjid.
Nasir berharap keharmonisan antarumat dua tempat ibadah yang berbeda itu tidak hanya terjalin pada saat ini, namun juga diharapkan diteruskan hingga ke generasi selanjutnya. Tujuannya agar mereka tetap saling rukun dan saling menghormati antara jemaat GKJ Joyodiningratan dan jamaah Masjid Al Hikmah.
“Mereka agar mengetahui secara jelas bahwa kita ini harus rukun sekalipun beda keyakinan. Kalau sama keyakinan rukun wajarlah, tapi kalau beda dan rukun itu dapat acungan jempol,” ujarnya.
Pendeta Nunung Istining Hyang dari GKJ Joyodiningratan mengatakan kerukunan sudah terjalin sejak lama. Ketika masing-masing merayakan perayaan agama, masing-masing jemaat sudah paham bagaimana teknis perayaan. Misal, suara toa ketika ibadahnya bebarengan, maka volumenya dikecilkan.
Pada Jumat Agung kali ini, GKJ Joyodiningratan menggelar dua jadwal ibadah Jumat Agung, masing-masing pukul 16.00 WIB dilayani pendeta Nunung Istining Hyang. Lalu jadwal pukul 18.30 WIB dilayani pendeta Beritha Tri Setya Nugroho. Ibadah yang kedua ini juga dilakukan secara streaming melalui akun YouTube GKJ Joyodiningratan.
“Kami fokus beribadah masing-masing sehingga tidak merasa terganggu, tetap berjalan bersama-sama,” katanya.