Anggotanya Pukul Mahasiswa, Kapolres Enrekang Diminta Dicopot

Oknum Polisi di Polres Enrekang pukuli mahasiswa saat demo 11 April
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Sejumlah mahasiswa Aliansi Pemuda dan Mahasiswa (APM) se-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) menuntut Kapolres Enrekang AKBP Arief Doddy Suryawan untuk segera dicopot. Permintaan pencopotan itu merupakan buntut pemukulan yang dilakukan anggotanya saat demo 11 April.

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

"Betul, kami meminta secara tegas kepada Kapolri memberi tindakan tegas kepada personelnya yang ada di Enrekang ini. Karena tindakan ini sungguh merusak citra kepolisian, Kapolres tidak bisa menjalankan perintah Kapolri mengawal massa aksi dengan humanis pada 11 April lalu," ungkap koordinator lapangan aksi  Muhammad Izwan saat dimintai konfirmasi, Jumat 15 April 2022.

Izwan mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan aksi permintaan untuk pencopotan Kapolres Enrekang pada Kamis 14 April kemarin.

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

Menurutnya, aksi tersebut merupakan buntut dari pada demo 11 April lalu yang membuat tiga orang  menerima kekerasan dari pihak kepolisian Enrekang. Izwan menyebut jika beberapa di antaranya menderita luka lebam di bagian leher dan kepala.

"Sebenarnya kemarin kita sudah turun aksi menuntu itu. Karena sebenarnya ini sudah kelewatan. Karena korban itu ada tiga yang dipukuli sama aparat kepolisian Enrekang. Tapi cuma satu yang tertangkap video. Bagi masyarakat polisi adalah sosok yang mengayomi. Sekarang, tidak ada yang bisa diharap, polisi justru melakukan kekerasan kepada masyarakat," tegasnya.

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Izwan pun mengaku akan terus mengawal kasus tersebut hingga ada tindakan tegas dari Polda ataupun Kapolri.

"Intinya kami akan kawal terus kasus ini, kalau tidak ada tindakan tegas dari Polda Sulsel atau Polri," terang Izwan.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Enrekang Iptu Agung Yulianto mengatakan, jika oknum polisi yang melakukan pemukulan mahasiswa itu telah diperiksa.

Agung menyebut jika oknum Polisi berpangkat bintara itu juga kini sementara menjalani proses disiplin akibat perbuatannya.

"Terkait insiden yang dilakukan oleh Polisi Enrekang, saat ini kami tengah mendalami dan melakukan proses disiplin oleh Propam Polres Enrekang," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi unjuk rasa 11 April mahasiswa di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir ricuh. Akibatnya, sejumlah mahasiswa terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian dan salah seorang massa ditonjok oknum polisi.

Informasi dihimpun, mahasiswa awalnya, hendak melakukan aksi bakar ban di badan jalan di Tugu bambu, Jalan Poros Enrekang-Tana Toraja. Polisi yang berjaga di lokasi langsung menghalau dengan cara mencoba merampas ban tersebut.

Namun mahasiswa bertahan dan bersikeras untuk tetap melakukan aksi bakar ban. Akibatnya, polisi dan mahasiswa terlibat aksi saling dorong di lokasi.

Polisi juga terlihat berusaha menarik dan mengamankan sejumlah mahasiswa. Namun sejumlah mahasiswa lainnya tersulut emosi dan aksi saling dorong semakin tak terkendali.

Disaat bersamaan terlihat seorang mahasiswa terkena tonjokan oknum polisi namun seorang polisi lain berusaha melindungi mahasiswa tersebut. Terlihat pula sejumlah mahasiswa berhasil ditarik dan diamankan aparat kepolisian.

Aksi pemukulan aparat polisi itu terhadap mahasiswa itu pun direkam oleh mahasiswa lainnya dan menjadi viral di media sosial.

Baca juga: Demo Mahasiswa Bandung di DPRD Jawa Barat hingga Malam

Peraih Program Indofood Riset Nugraha (IRN)

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Generasi muda, sebagai pelopor inovasi, diharapkan dapat menciptakan solusi berbasis potensi lokal untuk menjawab berbagai tantangan.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024