Banjir Landa Bolaang Mongondow Utara, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh
- BNPB.
VIVA - Jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh akibat terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) kurang lebih 45 sentimeter dan berarus deras, Kamis, April 2022. Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Rabu, 13 April 2022, pukul 13.30 WITA dan menyebabkan peningkatan debit aliran air sungai hulu.
116 Rumah Terdampak Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mencatat sebanyak 116 unit rumah yang ditinggali 116 KK terdampak banjir dengan TMA 70-100 sentimeter. Satu unit rumah dilaporkan mengalami rusak berat setelah terdampak banjir tersebut.
"Hingga saat ini, banjir telah merendam empat desa yang meliputi Desa Binuanga, Desa Saleo 1, Desa Saleo 2 dan Desa Nunuka di Kecamatan Bolangitang Timur," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui siaran persnya.
Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, lanjut Muhari, BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat.
Baca juga: Puluhan Rumah di Tangerang Terendam Banjir Hingga 80 cm
Hujan Diprediksi Masih Akan Mengguyur pada Jumat Besok
Muhari mengatakan hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Utara hingga Jumat, 15 April 2022, sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Menyikapi hal itu, maka BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," katanya.
Dia menambahkan upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.
Guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam.
"Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi," tuturnya.