Warga Datangi Gibran, Tolak Digusur Untuk Pembangunan Islamic Center

Gibran Rakabuming Raka di Lokasi Pembangunan Islamic Center
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

VIVA – Puluhan warga yang tinggal di barat proyek pembangunan masjid hadiah Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed al-Nahyan, hanya bisa pasrah lantaran huniannya bakal digusur. Selain membangun masjid replika Sheikh Zayed Grand Mosque, di atas tanah warga tersebut akan dibangun Islamic Center.

Pendidikan Jadi Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo, Bangun SDM Indonesia Unggul

Pantauan VIVA di lokasi, sejumlah warga yang tinggal di Cinderejo Lor RT 06 RW 5, Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari, Solo hanya bisa pasrah mengetahui kediamannya bakal digusur untuk pembangunan Islamic Center. Masjid dan Islamic Center merupakan satu paket hadiah dari Pangeran UEA kepada Presiden Jokowi.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang sedang meninjau lokasi tersebut untuk pengukuran lahan, langsung dicegat warga. Mereka menumpahkan semua uneg-unegnya kepada putra sulung Presiden Jokowi itu, agar rumahnya tidak digusur untuk pembangunan proyek Islamic Center.

Ahmad Luthfi-Taj Yasin Kalah di Tempat Jokowi Nyoblos

Gibran Rakabuming Raka di Lokasi Pembangunan Islamic Center

Photo :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

Gibran terlihat beberapa kali menyakinkan warga, bahwa kegiatan pada hari ini merupakan pengukuran lahan dan bukan penggusuran. Ia pun berjanji proyek pembangungan Islamic Center akan dimulai jika semua permasalahan dengan tempat tinggal warga sudah menemui titik temu.

Nyoblos Pilkada di Surakarta, Gibran: Beda Pilihan Itu Wajar

“Nggak digusur, nanti kita carikan solusi, tenang aja ya. Nggak mungkin langsung digusur,” kata dia saat meninjau lahan yang rencananya untuk pembangunan Islamic Center di Cinderejo Lor, Kamis, 14 April 2022.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, warga yang tinggal di lokasi tersebut menempati lahan milik PT KAI. Jumlah warga yang tinggal di kawasan tersebut sebanyak 35 rumah dan 62 KK. Oleh sebab itu, untuk mencari jalan keluar terkait keberadaan pemukiman warga itu akan berkoordinasi dengan PT KAI.

“Nanti saya koordinasikan dulu dengan KAI juga ya kan di tanah KAI. Tenang ya, nanti tak carikan solusinya. Mereka inginnya direlokasi kalau bisa 35 rumah satu komplek semua,” kata Gibran.

Sejak awal rencana pembangunan Islamic Center dengan masjid hadiah Pangera UEA itu menjadi satu. Namun, setelah itu sempat muncul pilihan alternatif untuk membangus Islamic Center di kawasan Kecamatan Jebres, tetapi batal. Akhirnya rencana itu kembali seperti rencana awal dibangun dekat dengan replika Sheikh Zayed Grand Mosque.

“Desainnya sudah ada dan memakai desain yang di tempat yang dulu tinggal dipindahkan ke sini saja tanpa masjid. Nanti ada penghubungnya dikasih tunnel terowongan. Memang Islamic Center menjadi satu dengan masjidnya. Kalau di tempat kemarin bangun masjid maneh,” ucapnya.

Rikawati, salah seorang warga mengaku sudah mendengar kabar terkait rencana penggusuran rumah miliknya untuk proyek pembangunan Islamic Center. Ia pun agak berberat hati dengan rencana penggusuran tersebut, lantaran telah puluhan tahun tinggal di rumahnya yang berdiri di atas lahan PT KAI.

“Saya sebenarnya nggak mau digusur karena memang nggak punya rumah. Nanti kalau digusur terus pekerjaan gimana, sekolah anak-anak gimana kan semuanya ada di sini. Saya sendiri sudah 40 tahun tinggal di sini dan lahir di sini,” katanya sedih.

Sementara itu Ketua RT 06 RW 5, Cinderejo Lor, Wahyudi mengatakan sejumlah warga yang tinggal di lahan tersebut mengaku berat jika harus digusur untuk pembangunan Islamic center. Adanya rencana itu, warga menginginkan agar mereka bisa direlokasi di satu tempat.

“Tadi ada beberapa opsi dari warga ada yang minta relokasi. Kalau tanah ini milik pemkot mas Gibran bisa memberikan jawaban, tapi ini tanah PT KAI jadi harus kerja sama dengan KAI,” ucapnya.

Lebih lanjut dia menyebutkan, jumlah warga yang tinggal di lahan tersebut sebanyak 35 rumah. Dari jumlah itu sebanyak lima rumah magersari di lahan Denbekang dan sisanya di tanah PT KAI. “30 rumah di tanah KAI dan lima rumah di tanah Denbekang,” sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya