Suasana Ramadan Sekarang dan Dua Tahun Lalu di Tengah Pandemi COVID-19
- bbc
"Hampir merenggut nyawa saya. Alhamdulillah dapat melawan [Covid]," Yazid bercerita dalam logat Betawi yang kental.
"Jangan macem-macem deh. Saya yakin ada [virus Corona], karena saya merasakan. Saya jadi korbannya." Pria 60 tahun ini lalu tertawa getir.
Sebelum bertemu Ghozi dan Yazid, saya mendatangi Masjid al-Barkah di Gang Lontar Atas, masih di kawasan Tanah Abang, Jakarta.
Pada Ramadan dua tahun silam, masjid itu masih menggelar salat bersama, tetapi jemaahnya sangat dibatasi.
`Karpet sudah digelar dan tak ada jarak`
Kini semuanya sudah berubah. Karpet pun sudah digelar seperti sedia kala, dan "salat jamaahnya tidak ada jarak lagi," ungkap Aldo Kahfi, kelahiran 1995, salah seorang pengurus Masjid al-Barkah.
Seperti di Masjid Said Naum dan al-Makmur, Aldo dan kawan-kawannya sore itu sedang menyiapkan penganan dan minuman untuk buka bersama.
"Situasinya normal, mirip seperti Ramadan 2019 dan tahun-tahun sebelumnya," tambah Aldo. "Saya sangat bersyukur, karena suasana Ramadannya terasa lagi."
Kebijakan Aldo dkk melonggarkan aktivitas di Masjid al-Barkah didasarkan kebijakan pemerintah yang secara umum telah mengurangi pembatasan.
Dia juga terus memantau data penurunan kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.
"Itu sudah cukup untuk dijadikan pegangan untuk melakukan ibadah Ramadan secara normal," katanya.
Itulah sebabnya, Aldo mengaku saat ini tidak terlalu khawatir terhadap kemungkinan ada penularan di setiap kegiatan ibadah di masjidnya. Apalagi vaksinasi terus digencarkan, ujarnya.
"Mungkin masih ada beberapa yang positif [terpapar], cuma enggak parah seperti tahun-tahun sebelumnya," tandasnya.
Di Jakarta, saat ini berlaku Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua, hingga 18 April 2022.
Merujuk pada aturan itu, masjid dibolehkan menggelar ibadah dengan dibatasi maksimal 75% orang.